Friday, March 25, 2016

Hadis Tentang Pecahan Umat Islam Kepada 73 Golongan

Apabila kita kumpulkan hadits-hadits tentang terpecahnya ummat menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan dan satu golongan yang masuk Surga, lebih kurang ada lima belas hadits yang diriwayatkan oleh lebih dari sepuluh Imam Ahli Hadits dari 14 (empat belas) orang Shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yaitu: 1. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. 2. Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhu. 3. ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma. 4. ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu. 5. Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu ‘anhu. 6. ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. 7. Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma. 8. Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu. 9. Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu. 10 Watsilah bin Asqa’ radhiyallahu ‘anhu. 11. ‘Amr bin ‘Auf al-Muzani radhiyallahu ‘anhu. 12. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. 13. Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu. 14. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Sebagian dari hadits-hadits tersebut adalah sebagai berikut:

 HADITS PERTAMA: Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu

 عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِفْتَرَقَ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً، وَتَفَرَّقَتِ النَّصَارَى عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً.

 Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Kaum Yahudi telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) golongan atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan kaum Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga (73) golongan. Keterangan: Hadits ini diriwayatkan oleh: 1. Abu Dawud, Kitab as-Sunnah, I-Bab Syarhus Sunnah no. 4596, dan lafazh hadits di atas adalah lafazh Abu Dawud. 2. At-Tirmidzi, Kitabul Iman, 18-Bab Maa Jaa-a fiftiraaqi Haadzihil Ummah, no. 2778 dan ia berkata: “Hadits ini hasan shahih.” (Lihat kitab Tuhfatul Ahwadzi VII/397-398.) 3. Ibnu Majah, 36-Kitabul Fitan, 17-Bab Iftiraaqil Umam, no. 3991. 4. Imam Ahmad, dalam kitab Musnad II/332, tanpa me-nyebutkan kata “Nashara.” 5. Al-Hakim, dalam kitabnya al-Mustadrak, Kitabul Iman I/6, dan ia berkata: “Hadits ini banyak sanadnya, dan berbicara tentang masalah pokok agama.” 6. Ibnu Hibban, sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Mawaariduzh Zhamaan, 31-Kitabul Fitan, 4-Bab Iftiraqil Ummah, hal. 454, no. 1834. 7. Abu Ya’la al-Maushiliy, dalam kitabnya al-Musnad: Musnad Abu Hurairah, no. 5884 (cet. Daarul Kutub Ilmiyyah, Beirut). 8. Ibnu Abi ‘Ashim, dalam kitabnya as-Sunnah, 19-Bab Fii ma Akhbara bihin Nabiyyu -Shallallaahu ‘alaihi wa sallam- anna Ummatahu Sataftariqu, I/33, no. 66. 9. Ibnu Baththah, dalam kitab Ibanatul Kubra: Bab Dzikri Iftiraaqil Umam fii Diiniha, wa ‘ala kam Taftariqul Ummah? I/374-375 no. 273 tahqiq Ridha Na’san Mu’thi. 10. Al-Ajurri, dalam kitab asy-Syari’ah: Bab Dzikri Iftiraqil Umam fii Diinihi, I/306 no. 22, tahqiq Dr. ‘Abdullah bin ‘Umar bin Sulaiman ad-Damiiji. Perawi Hadits: a. Muhammad bin ‘Amr bin ‘Alqamah bin Waqqash al-Allaitsiy. • Imam Abu Hatim berkata: “Ia baik haditsnya, ditulis haditsnya dan dia adalah seorang Syaikh (guru).” • Imam an-Nasa-i berkata: “Ia tidak apa-apa (yakni boleh dipakai), dan ia pernah berkata bahwa Muhammad bin ‘Amir adalah seorang perawi yang tsiqah.” • Imam adz-Dzahabi berkata: “Ia adalah seorang Syaikh yang terkenal dan hasan haditsnya.” • Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani berkata: “Ia se-orang perawi yang benar, hanya padanya ada beberapa kesalahan.” (Lihat al-Jarhu wat Ta’dilu VIII/30-31, Mizaanul I’tidal III/ 673 no. 8015, Tahdzibut Tahdzib IX/333-334, Taqribut Tahdzib II/119 no. 6208.) b. Abu Salamah, yakni ‘Abdurrahman bin ‘Auf: Beliau adalah seorang perawi yang tsiqah, Abu Zur’ah ber-kata: “Ia seorang perawi yang tsiqah.” (Lihat Tahdzibut Tahdzib XII/115, Taqribut Tahdzib II/409 no. 8177.) Derajat Hadits Hadits di atas derajatnya hasan, karena terdapat Muhammad bin ‘Amr, akan tetapi hadits ini menjadi shahih karena banyak syawahidnya. Imam at-Tirmidzi berkata: “Hadits ini hasan shahih.” Imam al-Hakim berkata: “Hadits ini shahih menurut syarat Muslim dan keduanya (yakni al-Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya.” Dan al-Hafizh adz-Dzahabi pun menyetujuinya. (Lihat al-Mustadrak Imam al-Hakim: Kitaabul ‘Ilmi I/128.) Ibnu Hibban dan Imam asy-Syathibi telah menshahihkan hadits di atas dalam kitab al-I’tisham (II/189). Imam Muhammad Nashiruddin al-Albany juga telah menshahihkan hadits di atas dalam kitab Silsilah Ahaadits ash-Shahiihah no. 203 dan kitab Shahih at-Tirmidzi no. 2128.


 HADITS KEDUA: Hadits Mu’awiyah bin Abi Sufyan :

 عَنْ أَبِيْ عَامِرٍ الْهَوْزَنِيِّ عَبْدِ اللهِ بْنِ لُحَيِّ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِيْ سُفْيَانَ أَنَّهُ قَامَ فِيْنَا فَقَالَ: أَلاَ إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ فِيْنَا فَقَالَ: أََلاَ إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ اِفْتَرَقُوْا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ. ثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ .

 Dari Abu ‘Amir al-Hauzaniy ‘Abdillah bin Luhai, dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan, bahwasanya ia (Mu’awiyah) pernah berdiri di hadapan kami, lalu ia berkata: “Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri di hadapan kami, kemudian beliau bersabda, “Ketahuilah sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan dan sesungguhnya ummat ini akan berpecah belah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, (adapun) yang tujuh puluh dua akan masuk Neraka dan yang satu golongan akan masuk Surga, yaitu “al-Jama’ah.” Keterangan: Hadits ini diriwayatkan oleh: 1. Abu Dawud, Kitabus Sunnah Bab Syarhus Sunnah no. 4597, dan lafazh hadits di atas adalah dari lafazh-nya. 2. Ad-Darimi, dalam kitab Sunan-nya (II/241) Bab fii Iftiraqi Hadzihil Ummah. 3. Imam Ahmad, dalam Musnad-nya (IV/102). 4. Al-Hakim, dalam kitab al-Mustadrak (I/128). 5. Al-Ajurri, dalam kitab asy-Syari’ah (I/314-315 no. 29). 6. Ibnu Abi ‘Ashim, dalam Kitabus Sunnah, (I/7) no. 1-2. 7. Ibnu Baththah, dalam kitab al-Ibaanah ‘an Syari’atil Firqah an-Najiyah (I/371) no. 268, tahqiq Ridha Na’san Mu’thi, cet.II Darur Rayah 1415 H. 8. Al-Lalikaa-iy, dalam kitab Syarah Ushul I’tiqad Ahlus Sunah wal Jama’ah (I/113-114) no. 150, tahqiq Dr. Ahmad bin Sa’id bin Hamdan al-Ghaamidi, cet. Daar Thay-yibah th. 1418 H. 9. Al-Ashbahani, dalam kitab al-Hujjah fii Bayanil Mahajjah pasal Fii Dzikril Ahwa’ al-Madzmumah al-Qismul Awwal I/107 no. 16. Semua Ahli Hadits di atas telah meriwayatkan dari jalan: Shafwan bin ‘Amr, ia berkata: “Telah menceritakan kepadaku Azhar bin ‘Abdillah al-Hauzani dari Abu ‘Amr ‘Abdullah bin Luhai dari Mu’awiyah.” Perawi Hadits a. Shafwan bin ‘Amr bin Haram as-Saksaki, ia telah di-katakan tsiqah oleh Imam al-‘Ijliy, Abu Hatim, an-Nasa-i, Ibnu Sa’ad, Ibnul Mubarak dan lain-lain. b. Azhar bin ‘Abdillah al-Harazi, ia telah dikatakan tsiqah oleh al-‘Ijliy dan Ibnu Hibban. Al-Hafizh adz-Dzahabi berkata: “Ia adalah seorang Tabi’in dan haditsnya hasan.” Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Ia shaduq (orang yang benar) dan ia dibicarakan tentang Nashb.” (Lihat Mizaanul I’tidal I/173, Taqribut Tahdzib I/75 no. 308, ats-Tsiqat hal. 59 karya Imam al-‘Ijly dan kitab ats-Tsiqat IV/38 karya Ibnu Hibban.) c. Abu Amir al-Hauzani ialah Abu ‘Amir ‘Abdullah bin Luhai. • Imam Abu Zur’ah dan ad-Daruquthni berkata: “Ia tidak apa-apa (yakni boleh dipakai).” • Imam al-‘Ijliy dan Ibnu Hibban berkata: “Dia orang yang tsiqah.” • Al-Hafizh adz-Dzahabi dan Ibnu Hajar al-‘Asqalani berkata: “Ia adalah seorang perawi yang tsiqah.” (Lihat al-Jarhu wat Ta’dilu V/145, Tahdzibut Tahdzib V/327, Taqribut Tahdzib I/444 dan kitab al-Kasyif II/109.) Derajat Hadits Derajat hadits di atas adalah hasan, karena ada seorang perawi yang bernama Azhar bin ‘Abdillah, akan tetapi hadits ini naik menjadi shahih dengan syawahidnya. Al-Hakim berkata: “Sanad-sanad hadits (yang banyak) ini, harus dijadikan hujjah untuk menshahihkan hadits ini. dan al-Hafizh adz-Dzahabi pun menyetujuinya.” (Lihat al-Mustadrak I/128.) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Hadits ini shahih masyhur.” (Lihat kitab Silsilatul Ahaadits ash-Shahiihah I/405 karya Imam Muhammad Nashiruddin al-Albany, cet. Maktabah al-Ma’arif.)

 HADITS KETIGA: Hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘anhu.

 عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِفْتَرَقَتِ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً فَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً فَإِحْدَى وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَتَفْتَرِقَنَّ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَاحِدَةٌ فِيْ الْجَنَّةِ وَثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِيْ النَّارِ، قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَنْ هُمْ؟ قَالَ: الْجَمَاعَةُ.

 Dari ‘Auf bin Malik, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Yahudi terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan, satu (golongan) masuk Surga dan yang 70 (tujuh puluh) di Neraka. Dan Nasrani terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan, yang 71 (tujuh puluh satu) golongan di Neraka dan yang satu di Surga. Dan demi Yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, ummatku benar-benar akan terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, yang satu di Surga, dan yang 72 (tujuh puluh dua) golongan di Neraka,’ Ditanyakan kepada beliau, ‘Siapakah mereka (satu golongan yang masuk Surga itu) wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Al-Jama’ah.’ Keterangan Hadits ini telah diriwayatkan oleh: 1. Ibnu Majah, dalam kitab Sunan-nya Kitabul Fitan bab Iftiraaqil Umam no. 3992. 2. Ibnu Abi ‘Ashim, dalam kitab as-Sunnah I/32 no. 63. 3. Al-Lalikaa-i, dalam kitab Syarah Ushul I’tiqaad Ahlis Sunah wal Jama’ah I/113 no. 149. Semuanya telah meriwayatkan dari jalan ‘Amr, telah menceritakan kepada kami ‘Abbad bin Yusuf, telah menceritakan kepadaku Shafwan bin ‘Amr dari Rasyid bin Sa’ad dari ‘Auf bin Malik. Perawi Hadits: a. ‘Amr bin ‘Utsman bin Sa’ad bin Katsir bin Dinar al-Himshi. An-Nasa-i dan Ibnu Hibban berkata: “Ia merupakan seorang perawi yang tsiqah.” b. ‘Abbad bin Yusuf al-Kindi al-Himsi. Ia dinyatakan tsiqah oleh Ibnu Hibban. Ibnu ‘Adiy berkata: “Ia meriwayatkan dari Shafwan dan lainnya hadits-hadits yang ia menyendiri dalam meriwayatkannya.” Ibnu Hajar berkata: “Ia maqbul (yakni bisa diterima haditsnya bila ada mutabi’nya).” (Lihat Mizaanul I’tidal II/380, Tahdzibut Tahdzib V/96-97, Taqribut Tahdzib I/470 no. 3165.) c. Shafwan bin ‘Amr: “Tsiqah.” (Taqribut Tahdzib I/439 no. 2949.) d. Raasyid bin Sa’ad: “Tsiqah.” (Tahdzibut Tahdzib III/195, Taqribut Tahdzib I/289 no. 1859.) Derajat Hadits Derajat hadits ini hasan, karena ada ‘Abbad bin Yusuf, tetapi hadits ini menjadi shahih dengan beberapa syawahidnya. Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani mengatakan hadits ini shahih dalam Shahih Ibnu Majah II/364 no. 3226 cetakan Maktabut Tarbiyatul ‘Arabiy li Duwalil Khalij cet. III thn. 1408 H, dan Silisilah al-Ahaadits ash-Shahihah no. 1492.

 HADITS KEEMPAT: Hadits tentang terpecahnya ummat menjadi 73 golongan diriwayatkan juga oleh Anas bin Malik dengan mempunyai 8 (delapan) jalan (sanad) di antaranya dari jalan Qatadah diriwayatkan oleh Ibnu Majah no. 3993: Lafazh-nya adalah sebagai berikut:

 عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ اِفْتَرَقَتْ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَإِنَّ أُمَّتِيْ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلاَّ وَاحِدَةً؛ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ


 Dari Anas bin Malik, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan, dan sesungguhnya ummatku akan terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan, yang semuanya berada di Neraka, kecuali satu golongan, yakni “al-Jama’ah.” Imam al-Bushiriy berkata, “Sanadnya shahih dan para perawinya tsiqah.[1] Hadits ini dishahih-kan oleh Imam al-Albany dalam shahih Ibnu Majah no. 3227. (Lihat tujuh sanad lainnya yang terdapat dalam Silsilatul Ahaadits ash-Shahiihah I/360-361)

 HADITS KELIMA: Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dalam Kitabul Iman, bab Maa Jaa-a Fiftiraaqi Haadzihil Ummah no. 2641 dari Shahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash dan Imam al-Laalika-i juga meriwayatkan dalam kitabnya Syarah Ushuli I’tiqad Ahlis Sunnah wal Jama’ah (I/111-112 no. 147) dari Shahabat dan dari jalan yang sama, dengan ada tambahan pertanyaan, yaitu: “Siapakah golongan yang selamat itu?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: مَاأَنَا عَلَيْهِ وَ أَصْحَابِيْ “Ialah golongan yang mengikuti jejakku dan jejak para Shahabatku.” Lafazh-nya secara lengkap adalah sebagai berikut:


 عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَيَأْتِيَنَّ عَلَى أُمَّتِيْ مَا أَتَى عَلَى بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ حَذْوَ النَّعْلِ بِالنَّعْلِ حَتَّى إِنْ كَانَ مِنْهُمْ مَنْ أَتَى أُمَّهُ عَلاَنِيَةً لَكَانَ فِيْ أُمَّتِيْ مَنْ يَصْنَعُ ذَلِكَ وَإِنَّ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً، قَالُوْا: وَمَنْ هِيَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِيْ.


 Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sungguh akan terjadi pada ummatku, apa yang telah terjadi pada ummat bani Israil sedikit demi sedikit, sehingga jika ada di antara mereka (Bani Israil) yang menyetubuhi ibunya secara terang-terangan, maka niscaya akan ada pada ummatku yang mengerjakan itu. Dan sesungguhnya bani Israil berpecah menjadi tujuh puluh dua millah, semuanya di Neraka kecuali satu millah saja dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga millah, yang semuanya di Neraka kecuali satu millah.’ (para Shahabat) bertanya, ‘Siapa mereka wahai Rasulullah?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Apa yang aku dan para Shahabatku berada di atasnya.’” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2641, dan ia berkata: “Ini merupakan hadits penjelas yang gharib, kami tidak mengetahuinya seperti ini, kecuali dari jalan ini.”) Perawi Hadits Dalam sanad hadits ini ada seorang perawi yang lemah, yaitu ‘Abdur Rahman bin Ziyad bin An’um al-Ifriqiy. Ia dilemahkan oleh Yahya bin Ma’in, Imam Ahmad, an-Nasa-i dan selain mereka. Ibnu Hajar al-Asqalani berkata: “Ia lemah hafalannya.” (Tahdzibut Tahdzib VI/157-160, Taqribut Tahdzib I/569 no. 3876.) Derajat Hadits Imam at-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan, karena banyak syawahid-nya. Bukan beliau menguatkan perawi di atas, karena dalam bab Adzan beliau melemahkan perawi ini. (Lihat Silsilatul Ahaadits ash-Shahiihah no. 1348 dan kitab Shahih Tirmidzi no. 2129.)

KESIMPULAN


Kedudukan hadits-hadits di atas setelah diadakan penelitian oleh para Ahli Hadits, maka mereka berkesimpulan bahwa hadits-hadits tentang terpecahnya ummat ini menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, 72 (tujuh puluh dua) golongan masuk Neraka dan satu golongan masuk Surga adalah hadits yang shahih, yang memang sah datangnya dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan tidak boleh seorang pun meragukan tentang keshahihan hadits-hadits tersebut, kecuali kalau ia dapat membuktikan berdasarkan ilmu hadits tentang kelemahannya. Hadits-hadits tentang terpecahnya ummat Islam menjadi tujuh puluh tiga golongan adalah hadits yang shahih sanad dan matannya. Dan yang menyatakan hadits ini shahih adalah pakar-pakar hadits yang memang sudah ahli di bidangnya. Kemudian menurut kenyataan yang ada bahwa ummat Islam ini berpecah belah, berfirqah-firqah (bergolongan-golongan), dan setiap golongan bang-ga dengan golongannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang ummat Islam berpecah belah seperti kaum musyrikin: “Artinya : Janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama me-reka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” [Ar-Rum: 31-32]

 Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan jalan keluar, jalan selamat dunia dan akhirat. Yaitu berpegang kepada Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para Shahabatnya. ALASAN MEREKA YANG MELEMAHKAN HADITS INI SERTA BANTAHANNYA Ada sebagian orang melemahkan hadits-hadits tersebut karena melihat jumlah yang berbeda-beda dalam penyebutan jumlah bilangan firqah (kelompok) yang binasa tersebut, yakni di satu hadits disebutkan sebanyak 70 (tujuh puluh) firqah, di hadits yang lainnya disebutkan sebanyak 71 (tujuh puluh satu) firqah, di hadits yang lainnya lagi disebutkan sebanyak 72 (tujuh puluh dua) firqah, dan hanya satu firqah yang masuk Surga. Oleh karena itu saya akan terangkan tahqiqnya, berapa jumlah firqah yang binasa itu? Pertama, di dalam hadits ‘Auf bin Malik dari jalan Nu’aim bin Hammad yang diriwayatkan oleh al-Bazzar dalam kitab Musnad-nya (I/98) no. 172, dan Hakim (IV/ 430) disebut tujuh puluh (70) firqah lebih, dengan tidak menentukan jumlahnya yang pasti.


 Akan tetapi, sanad hadits ini dha’if (lemah), karena di dalam sanadnya ada seorang perawi yang bernama Nu’aim bin Hammad al-Khuzaa’i. Ibnu Hajar berkata, “Ia banyak salahnya.” An-Nasa-i berkata, “Ia orang yang lemah.” (Lihat Mizaanul I’tidal IV/267-270, Taqribut Tahdzib II/250 no. 7192 dan Silsilatul Ahaadits adh-Dha’ifah wal Maudhuu’ah I/148, 402 oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani.) Kedua, di hadits Sa’ad bin Abi Waqqash dari jalan Musa bin ‘Ubaidah ar-Rabazi yang diriwayatkan oleh al-Ajurri dalam kitab asy-Sya’riah, al-Bazzar dalam kitab Musnad-nya sebagaimana yang telah disebutkan oleh al-Hafizh al-Haitsami dalam kitab Kasyful Atsaar ‘an Zawaa-idil Bazzar no. 284. Dan Ibnu Baththah dalam kitab Ibanatil Kubra nomor 263, 267. Disebutkan dengan bilangan tujuh puluh satu (71) firqah, sebagaimana Bani Israil.


 Akan tetapi sanad hadits ini juga dha’if, karena di dalamnya ada seorang perawi yang bernama Musa bin ‘Ubaidah, ia adalah seorang perawi yang dha’if. (Lihat Taqribut Tahdzib II/226 no. 7015.) Ketiga, di hadits ‘Amr bin ‘Auf dari jalan Katsir bin ‘Abdillah, dan dari Anas dari jalan Walid bin Muslim yang diriwayatkan oleh Hakim (I/129) dan Imam Ahmad di dalam Musnad-nya, disebutkan bilangan tujuh puluh dua (72) firqah. Akan tetapi sanad hadits ini pun dha’ifun jiddan (sangat lemah), karena di dalam sanadnya ada dua orang perawi di atas. (Taqribut Tahdzib II/39 no. 5643, Mizaanul I’tidal IV/347-348 dan Taqribut Tahdzib II/289 no. 7483.) Keempat, dalam hadits Abu Hurairah, Mu’awiyah, ’Auf bin Malik, ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, Ali bin Abi Thalib dan sebagian dari jalan Anas bin Malik yang diriwayatkan oleh para imam Ahli Hadits disebut sebanyak tujuh puluh tiga (73) firqah, yaitu yang tujuh puluh dua (72) firqah masuk Neraka dan satu (1) firqah masuk Surga. Dan derajat hadits-hadits ini adalah shahih, sebagaimana telah dijelaskan di atas. TARJIH Setelah kita melewati pembahasan di atas, maka dapatlah kita simpulkan bahwa yang lebih kuat adalah yang menyebutkan dengan 73 (tujuh puluh tiga) golongan. Kesimpulan tersebut disebabkan karena hadits-hadits yang menerangkan tentang terpecahnya ummat menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan adalah lebih banyak sanadnya dan lebih kuat dibanding hadits-hadits yang menyebut 70 (tujuh puluh), 71 (tujuh puluh satu), atau 72 (tujuh puluh dua). 


MAKNA HADITS


Sebagian orang menolak hadits-hadits yang shahih karena mereka lebih mendahulukan akal daripada wahyu, padahal yang benar adalah wahyu yang berupa nash al-Qur’an dan Sunnah yang sah lebih tinggi dan jauh lebih utama dibanding dengan akal manusia. Wahyu adalah ma’shum sedangkan akal manusia tidak ma’shum. Wahyu bersifat tetap dan terpelihara sedangkan akal manusia berubah-ubah. Dan manusia mempunyai sifat-sifat kekurangan, di antaranya: Manusia ini adalah lemah, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman: “Artinya : Dan diciptakan dalam keadaan lemah.” [An-Nisaa’: 28] Dan manusia itu juga jahil (bodoh), zhalim dan sedikit ilmunya, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman: “Artinya : Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesung-guhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh.” [Al-Ahzaab: 72] Serta seringkali berkeluh kesah, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman: “Artinya ; Sesungguhnya manusia itu diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.” [Al-Ma’aarij : 19] Sedangkan wahyu tidak ada kebathilan di dalamnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman: “Yang tidak datang kepadanya (al-Qur’an) kebathilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Mahabijaksana lagi Mahaterpuji.” [Al-Fushshilat : 42] Adapun masalah makna hadits yang masih musykil (sulit difahami), maka janganlah dengan alasan tersebut kita terburu-buru untuk menolak hadits-hadits yang sahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena betapa banyaknya hadits-hadits sah yang belum dapat kita fahami makna dan maksudnya. Permasalahan yang harus diperhatikan adalah bahwa Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui daripada kita. Al-Qur’an dan as-Sunnah yang shahih tidak akan mungkin bertentangan dengan akal manusia selama-lamanya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwa ummatnya akan mengalami perpecahan dan perselisihan dan akan menjadi 73 (tujuh puluh tiga) firqah, semuanya ini telah terbukti. Dan yang terpenting bagi kita sekarang ini ialah berusaha mengetahui tentang kelompok-kelompok yang binasa dan golongan yang selamat serta ciri-ciri mereka berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah yang sah dan penjelasan para Shahabat dan para ulama Salaf, agar kita termasuk ke dalam “Golongan yang selamat” dan menjauhkan diri dari kelompok-kelompok sesat yang kian hari kian berkembang. Golongan yang selamat hanya satu, dan jalan selamat menuju kepada Allah hanya satu, Allah Subahanahu wa ta’ala berfirman: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepada-mu agar kamu bertaqwa.” [Al-An’am: 153] Jalan yang selamat adalah jalan yang telah ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sha-habatnya. Bila ummat Islam ingin selamat dunia dan akhirat, maka mereka wajib mengikuti jalan yang telah ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Shahabatnya. Mudah-mudahan Allah membimbing kita ke jalan selamat dan memberikan hidayah taufiq untuk mengikuti jejak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Shahabatnya. Wallahu a’lam bish shawab. MARAJI’ 1. Al-Qur-anul karim serta terjemahannya, DEPAG. 2. Shahih al-Bukhari dan Syarah-nya cet. Daarul Fikr. 3. Shahih Muslim cet. Darul Fikr (tanpa nomor) dan tarqim: Muhammad Fuad Abdul Baqi dan Syarah-nya (Syarah Imam an-Nawawy). 4. Sunan Abi Dawud. 5. Jaami’ at-Tirmidzi. 6. Sunan Ibni Majah. 7. Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, cet. Daarul Fikr, th. 1398 H. 8. Sunan ad-Darimi, cet. Daarul Fikr, th. 1389 H. 9. Al-Mustadrak, oleh Imam al-Hakim, cet. Daarul Fikr, th. 1398 H. 10. Mawaariduzh Zham-aan fii Zawaa-id Ibni Hibban, oleh al-Hafizh al-Haitsamy, cet. Daarul Kutub al-‘Ilmiyyah. 11. Musnad Abu Ya’la al-Maushiliy, oleh Abu Ya’la al-Maushiliy, cet. Daarul Kutub al-‘Ilmiyyah, th. 1418 H. 12. Kitaabus Sunnah libni Abi ‘Ashim, oleh Muhammad Nashiruddin al-Albani, cet. Al-Maktab al-Islamy, th. 1413 H. 13. Al-Ibanah ‘an Syari’atil Firqatin Najiyah (Ibaanatul Kubra), oleh Ibnu Baththah al-Ukbary, tahqiq: Ridha bin Nas’an Mu’thi, cet. Daarur Raayah, th. 1415 H. 14. As-Sunnah, oleh Imam Ibnu Abi ‘Ashim. 15. Kitaabusy Syari’ah, oleh Imam al-Ajurry, tahqiq: Dr. ‘Ab-dullah bin ‘Umar bin Sulaiman ad-Damiji, th. 1418 H. 16. Al-Jarhu wat-Ta’dil, oleh Ibnu Abi Hatim ar-Raazy, cet. Daarul Fikr. 17. Tahdziibut Tahdziib, oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqa-lani, cet. Daarul Fikr. 18. Taqriibut Tahdziib, oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqa-lani, cet. Daarul Fikr. 19. Mizaanul I’tidaal, oleh Imam adz-Dzahabi. 20. Shahiih at-Tirmidzi bi Ikhtishaaris Sanad, oleh Imam al-Albani, cet. Maktabah at-Tarbiyah al-‘Arabi lid-Duwal al-Khalij, th. 1408 H. 21. Silsilatul Ahaadits ash-Shahiihah, oleh Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani, cet. Makatabah al-Ma’arif. 22. Al-I’tisham, oleh Imam asy-Syathibi, tahqiq: Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilaly, cet. II-Daar Ibni ‘Affan, th. 1414 H. 23. Syarah Ushul I’tiqad Ahlus Sunah wal Jama’ah, oleh Imam al-Lalikaa-iy, tahqiq: Dr. Ahmad bin Sa’id bin Hamdan al-Ghamidi, cet. Daar Thayyibah, th. 1418 H. 24. Al-Hujjah fii Bayaanil Mahajjah, oleh al-Ashbahani, tah-qiq: Syaikh Muhammad bin Rabi’ bin Hadi ‘Amir al-Madkhali, cet. Daarur Raayah, th. 1411 H. 25. Ats-Tsiqaat, oleh Imam al-’Ijly. 26. Ats-Tsiqat, oleh Imam Ibnu Hibban. 27. Al-Kasyif, oleh Imam adz-Dzahaby. 28. Silsilatul Ahaadits adh-Dhai’fah wal Maudhuu’ah oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany. 29. Shahih Ibnu Majah, oleh Syaikh Muhammad Nashirud-din al-Albany, cetakan Maktabut Tarbiyatul ‘Arabiy lid-Duwalil Khalij, cet. III, thn. 1408 H. 30. Mishbahuz Zujajah, oleh al-Hafizh al-Busairy. 31. Kasyful Atsaar ‘an Zawaa-idil Bazzar, oleh al-Hafizh al-Haitsami. [Disalin dari kitab Ar-Rasaail Jilid-1, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Abdullah, Cetakan Pertama Ramadhan 1425H/Oktober 2004M]

Wednesday, February 3, 2016

Tanda² Akhir Kiamat



Tiada rujukan hadis secara terperinci pada video asal maka saya telah menyenaraikannya di sini secara terperinci. Sedutan video diselang-selikan antara beberapa hadits dalam ceramah Sheikh Hamza Yusuf dan tidak mengikut urutan asalnya. Maka saya tandakan pada bahagian-bahagian klip yang untuk menunjukkan hadits yang berbeza digunakan pada klip-klip yang berkenaan.

Ketika membahaskan Hadits "ATBAQ" dan kalimat "tuwassal al-atbaq", di sesi yang lain Sheikh menambah dalil hubungkait fitan Yakjuj Makjuj dari ayat 96 Surah Anbiyaa':

[حَتَّىٰ إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُم مِّن كُلِّ حَدَبٍ يَنسِلُونَ]
Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya´juj dan Ma´juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.

Menurut Sheikh Hamza Yusuf, "Hadabin" dalam lisanul 'arab membawa makna "Gelombang". Maka bermakna ia turun dengan gelombang yang cepat. [Hatta idza futihat yajuuju wa ma'juuju wa hum min kulli hadabin yansiluuna]

Maka apa yang kita lihat sekarang adalah gelombang-gelombang fitan yakjuj makjuj sedang turun dari tempat-tempat tinggi (melalui satelit) dalam bentuk kelucahan, kemunkaran, kejahatan, kelalaian, keganasan dan kefasadan (kerosakan) menerobos masuk melalui bumbung-bumbung rumah-rumah, masjid-masjid ALLAH, melalui telefon bimbit, melalui tv, melalui internet terus ke hati-hati manusia menjadikannya semakin gelap dalam dholalah (kesesatan) fitnah, sehingga tersebarnya kefasadan yang melata di kalangan ummah yang sudah semakin lali dan tidak mampu lagi membezakan antara yang haq dengan yang bathil.

2. Hadits iPOD - Ibnu Majah

KITAB IBNU MAJAH - HADIST NO - 4010

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا مَعْنُ بْنُ عِيسَى عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ عَنْ حَاتِمِ بْنِ حُرَيْثٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ غَنْمٍ الْأَشْعَرِيِّ عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَشْرَبَنَّ نَاسٌ مِنْ أُمَّتِي الْخَمْرَ يُسَمُّونَهَا بِغَيْرِ اسْمِهَا يُعْزَفُ عَلَى رُءُوسِهِمْ بِالْمَعَازِفِ وَالْمُغَنِّيَاتِ يَخْسِفُ اللَّهُ بِهِمْ الْأَرْضَ وَيَجْعَلُ مِنْهُمْ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Ma'n bin Isa dari Mu'awiyah bin Shalih dari Hatim bin Huraits dari Malik bin Abu Maryam dari Abdurrahman bin Ghanm Al Asy'ari dari Abu Malik Al Asy'ari, beliau mendengar Rasulullah s.a.w bersabda : Sungguh sebahagian daripada umatku akan meminum khamer, yang mereka namakan selain dari namanya, akan bernyanyi dengan para biduanita, dengan alat-alat muzik pada kepala mereka, lantas Allah akan menenggelamkan mereka ke dalam perut bumi dan Allah menjadikan daripada kalangan mereka bertukar menjadi kera dan babi.
(RIWAYAT IBNU MAJAH)

3. Hadits TV (Kal Hashir 'Udan 'Udan) - Hudzaifah radhiallahu 'anhu

Petikan Hadits kal Hashir 'udan 'udan:

Nubuwwat Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam mengenai fitan televisyen.

" تُعْرَضُ الْفِتَنُ عَلَى الْقُلُوبِ كَالْحَصِيرِ عُودًا عُودًا فَأَىُّ قَلْبٍ أُشْرِبَهَا نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ وَأَىُّ قَلْبٍ أَنْكَرَهَا نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ بَيْضَاءُ حَتَّى تَصِيرَ عَلَى قَلْبَيْنِ عَلَى أَبْيَضَ مِثْلِ الصَّفَا فَلاَ تَضُرُّهُ فِتْنَةٌ مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ وَالآخَرُ أَسْوَدُ مُرْبَادًّا كَالْكُوزِ مُجَخِّيًا لاَ يَعْرِفُ مَعْرُوفًا وَلاَ يُنْكِرُ مُنْكَرًا إِلاَّ مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاهُ "

Hudzaifah radhiallahu 'anhu berkata, "Aku mendengar Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Fitnah akan dipaparkan pada hati manusia bagai tikar yang dianyam (secara tegak dan mendatar berselang-seli/silang menyilang antara satu sama lain). Mana pun hati yang dihinggapi oleh fitnah, niscaya akan terlekat padanya bintik-bintik hitam. Begitu juga mana pun hati yang tidak dihinggapinya, maka akan terlekat padanya bintik-bintik putih sehingga hati tersebut terbahagi dua: sebagian menjadi putih bagaikan batu licin yang tidak lagi terkena bahaya fitnah, selama langit dan bumi masih ada. Sedangkan sebagian yang lain menjadi hitam keabu-abuan sepertimana bekas tembaga berkarat, yang ianya tidak menyuruh pada kebaikan dan tidak pula melarang akan kemungkaran kecuali diserap akan hawa nafsunya."

Hadits sepenuhnya:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ يَعْنِي سُلَيْمَانَ بْنَ حَيَّانَ عَنْ سَعْدِ بْنِ طَارِقٍ عَنْ رِبْعِيٍّ عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ
كُنَّا عِنْدَ عُمَرَ فَقَالَ أَيُّكُمْ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَذْكُرُ الْفِتَنَ فَقَالَ قَوْمٌ نَحْنُ سَمِعْنَاهُ فَقَالَ لَعَلَّكُمْ تَعْنُونَ فِتْنَةَ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَجَارِهِ قَالُوا أَجَلْ قَالَ تِلْكَ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ وَلَكِنْ أَيُّكُمْ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَذْكُرُ الْفِتَنَ الَّتِي تَمُوجُ مَوْجَ الْبَحْرِ قَالَ حُذَيْفَةُ فَأَسْكَتَ الْقَوْمُ فَقُلْتُ أَنَا قَالَ أَنْتَ لِلَّهِ أَبُوكَ قَالَ حُذَيْفَةُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ تُعْرَضُ الْفِتَنُ عَلَى الْقُلُوبِ كَالْحَصِيرِ عُودًا عُودًا فَأَيُّ قَلْبٍ أُشْرِبَهَا نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ وَأَيُّ قَلْبٍ أَنْكَرَهَا نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ بَيْضَاءُ حَتَّى تَصِيرَ عَلَى قَلْبَيْنِ عَلَى أَبْيَضَ مِثْلِ الصَّفَا فَلَا تَضُرُّهُ فِتْنَةٌ مَا دَامَتْ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَالْآخَرُ أَسْوَدُ مُرْبَادًّا كَالْكُوزِ مُجَخِّيًا لَا يَعْرِفُ مَعْرُوفًا وَلَا يُنْكِرُ مُنْكَرًا إِلَّا مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاهُ

قَالَ حُذَيْفَةُ وَحَدَّثْتُهُ أَنَّ بَيْنَكَ وَبَيْنَهَا بَابًا مُغْلَقًا يُوشِكُ أَنْ يُكْسَرَ قَالَ عُمَرُ أَكَسْرًا لَا أَبَا لَكَ فَلَوْ أَنَّهُ فُتِحَ لَعَلَّهُ كَانَ يُعَادُ قُلْتُ لَا بَلْ يُكْسَرُ وَحَدَّثْتُهُ أَنَّ ذَلِكَ الْبَابَ رَجُلٌ يُقْتَلُ أَوْ يَمُوتُ حَدِيثًا لَيْسَ بِالْأَغَالِيطِ قَالَ أَبُو خَالِدٍ فَقُلْتُ لِسَعْدٍ يَا أَبَا مَالِكٍ مَا أَسْوَدُ مُرْبَادًّا قَالَ شِدَّةُ الْبَيَاضِ فِي سَوَادٍ قَالَ قُلْتُ فَمَا الْكُوزُ مُجَخِّيًا قَالَ مَنْكُوسًا و حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ الْفَزَارِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو مَالِكٍ الْأَشْجَعِيُّ عَنْ رِبْعِيٍّ قَالَ لَمَّا قَدِمَ حُذَيْفَةُ مِنْ عِنْدِ عُمَرَ جَلَسَ فَحَدَّثَنَا فَقَالَ إِنَّ أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ أَمْسِ لَمَّا جَلَسْتُ إِلَيْهِ سَأَلَ أَصْحَابَهُ أَيُّكُمْ يَحْفَظُ قَوْلَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْفِتَنِ وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِمِثْلِ حَدِيثِ أَبِي خَالِدٍ وَلَمْ يَذْكُرْ تَفْسِيرَ أَبِي مَالِكٍ لِقَوْلِهِ مُرْبَادًّا مُجَخِّيًا و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَعَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ وَعُقْبَةُ بْنُ مُكْرَمٍ الْعَمِّيُّ قَالُوا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ عَنْ نُعَيْمِ بْنِ أَبِي هِنْدٍ عَنْ رِبْعِيِّ بْنِ حِرَاشٍ عَنْ حُذَيْفَةَ أَنَّ عُمَرَ قَالَ مَنْ يُحَدِّثُنَا أَوْ قَالَ أَيُّكُمْ يُحَدِّثُنَا وَفِيهِمْ حُذَيْفَةُ مَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْفِتْنَةِ قَالَ حُذَيْفَةُ أَنَا وَسَاقَ الْحَدِيثَ كَنَحْوِ حَدِيثِ أَبِي مَالِكٍ عَنْ رِبْعِيٍّ وَقَالَ فِي الْحَدِيثِ قَالَ حُذَيْفَةُ حَدَّثْتُهُ حَدِيثًا لَيْسَ بِالْأَغَالِيطِ وَقَالَ يَعْنِي أَنَّهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numair telah menceritakan kepada kami Abu Khalid -yaitu Sulaiman bin Hayyan- dari Sa'ad bin Thariq dari Rib'i dari Hudzaifah dia berkata, "Umar pernah bertanya kepadaku ketika aku bersamanya, 'Siapakah di antara kamu yang pernah mendengar Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam. meriwayatkan tentang fitnah (ujian)?'

Para Sahabat menjawab, 'Kami pernah mendengarnya! ' Umar bertanya, 'Apakah kamu bermaksud fitnah seorang lelaki bersama keluarga dan tetangganya? ' Mereka menjawab, 'Ya, benar.' Umar lalu berkata, 'Fitnah tersebut bisa dihapuskan oleh shalat, puasa, dan zakat. Tetapi, siapakah di antara kamu yang pernah mendengar Nabi sallallahu 'alaihi wasallam bersabda tentang fitnah yang bergelombang sebagaimana gelombangnya lautan? ' Hudzaifah berkata, 'Para Sahabat terdiam.' Kemudian Hudzaifah berkata, 'Aku, wahai Umar! ' Umar berkata, 'Kamu! Ayahmu sebagai tebusan bagi Allah.'

Hudzaifah radhiallahu 'anhu berkata, "Aku mendengar Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Fitnah akan dipaparkan pada hati manusia bagai tikar yang dianyam (secara tegak dan mendatar berselang-seli/silang menyilang antara satu sama lain).

Mana pun hati yang dihinggapi oleh fitnah, niscaya akan terlekat padanya bintik-bintik hitam. Begitu juga mana pun hati yang tidak dihinggapinya, maka akan terlekat padanya bintik-bintik putih sehingga hati tersebut terbahagi dua: sebagian menjadi putih bagaikan batu licin yang tidak lagi terkena bahaya fitnah, selama langit dan bumi masih ada.

Sedangkan sebagian yang lain menjadi hitam keabu-abuan sepertimana bekas tembaga berkarat, yang ianya tidak menyuruh pada kebaikan dan tidak pula melarang akan kemungkaran kecuali diserap akan hawa nafsunya."

Hudzaifah radhiallahu 'anhu berkata, "Dan aku menceritakannya bahwa antara kamu dan fitnah tersebut ada pintu penghalang yang tertutup yang hampir pecah." Umar radhiallahu 'anhu berkata, "Apakah telah dibelah dengan suatu belahan, kamu tidak memiliki bapak (maksudnya kamu perlu bekerja keras), sekiranya benar pasti akan dikembalikan lagi (tertutup)." Aku berkata, "Tidak, bahkan dibelah."

Dan aku menceritakan bahwa pintu itu adalah seorang laki-laki yang dibunuh atau meninggal (Maksudnya pintu fitnah dibuka setelah meninggalnya Umar radhiallahu 'anhu.), aku menceritakan sebuah hadits bukan dari (mengutip) kitab yang tebal (perjanjian baru dan lama)."

Abu Khalid berkata, aku berkata kepada Sa'ad, "Wahai Abu Malik (Sa'ad), "Apa maksud hitam keabu-abuan (aswad murbadda)?" Sa'ad menjawab, "Maksudnya sangat putih dalam hitam." Dia berkata, "Aku berkata, 'Maka maksud al-Kuz Mujakhiyyan'. Dia menjawab, 'Maksudnya bengkok'."

Dan telah menceritakan kepadaku Ibnu Abu Umar telah menceritakan kepada kami Marwan al-Fazari telah menceritakan kepada kami Abu Malik al-Asyja'i dari Rib'i dia berkata, ketika Hudzaifah radhiallahu 'anhu datang dari sisi Umar radhiallahu 'anhu, ia kemudian duduk seraya menceritakan kepada kami, "Sungguh, saat aku duduk di sisinya, Amirul Mukminin bertanya kepada para sahabatnya, 'Siapakah di antara kalian yang menghafal sabda Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam tentang fitnah?

Lalu dia membawakan hadits dengan semisal hadits Abu Khalid, dan tidak menyebutkan tafsir Abu Malik tentang makna murbad mujakhiyyan."

Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna dan Amru bin Ali serta Uqbah bin Mukram al-Ammi mereka berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Adi dari Sulaiman at-Taimi dari Nu'aim bin Abu Hind dari Rib'i bin Hirasy dari Hudzaifah radhiallahu 'anhu bahwa Umar radhiallahu 'anhu berkata, "Siapa yang boleh menceritakan kepada kami, atau siapakah di antara kalian yang bisa menceritakan kepada kami (Sedangkan di antara mereka ada Hudzaifah radhiallahu 'anhu) tentang yang disabdakan Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam dalam fitnah? '

Hudzaifah radhiallahu 'anhu menjawab, 'Saya boleh.' Lalu dia membawakan hadits seperti hadits Abu Malik dari Rib'I." Perawi berkata, "Kemudian ia menyebutkan dalam haditnya, 'Hudzaifah radhiallahu 'anhu berkata, 'Aku telah menceritakan sebuah hadits bukan dari nukilan kitab tebal, dan dia berkata, iaitu dari Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam."

Hadits Rambut Unta Bactrian Parsi - Sahih Muslim
HADIST NO - 5098 (RIWAYAT MUSLIM)

حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Jurair dari Suhail dari ayahnya dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat; kaum membawa cambuk seperti ekor sapi, dengannya ia memukuli orang dan wanita-wanita yang berpakaian (tapi) telanjang, mereka berlenggak-lenggok dan condong (dari ketaatan), rambut mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan sejauh ini dan ini."

Sumber : Muslim
Kitab : Surga; sifat dan penghuninya
Bab : Neraka dimasuki oleh orang-orang sombong dan surga dimasuki oleh orang-orang lemah
No. Hadist : 5098

Daripada Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa Salam bersabda;
"Dua golongan daripada ahli neraka yang belum pernah aku melihatnya (wujud) iaitu kaum yang bersama mereka itu cemeti-cemeti seperti ekor lemmbu memukul manusia dan kaum wanita yang berpakaian tetapi telanjang. Mereka itu mengajak manusia menjauhi perintah Allah dan mereka sendiri menjauhi perintah Allah. Kepala mereka seakan-akan bonggol-bonggol unta yang senget. Mereka (dua golongan) ini tidak akan masuk ke syurga dan tidak pula mendapat baunya, sedangkan baunya dapat dihidu dari jarak sekian dan sekian."
[HR Muslim, Ahmad, al-Baihaqi dalam al-Kubra, dan al-Tabrani dalam Mu'jam al-Awsat]

dan; "Akan muncul dalam kalangan umatku di akhir zaman, kaum lelaki yang menunggang sambil duduk di atas pelana, lalu mereka turun di depan pintu-pintu masjid, Wanita-wanita mereka (isteri atau anak perempuan), berpakaian tetapi seperti bertelanjang (berpakaian nipis dan ketat). Di atas kepala mereka pula (wanita), terdapat bonggolan (sanggul atau tocang) seperti bonggol unta yang lemah gemalai. Oleh itu, laknatlah mereka semua. Sesungguhnya mereka adalah wanita-wanita yang terlaknat." [HR Ahmad, jil. 2, ms 223]

serta; "Dua golongan penghuni neraka yang mana aku sendiri belum pernah melihat keadaan mereka di dunia: golongan yang membawa cemeti seperti ekor lembu lalu menggunakannya untuk memukul manusia dan juga kaum wanita yang berpakaian seperti telanjang, menggoyangkan badan dan berlenggang-lenggok, kepala mereka ada sesuatu seperti bonggol di kepala unta yang bergoyang-goyang. Mereka tentu tidak akan memasuki syurga atau mencium baunya sedangkan bau syurga itu dapat dihidu dari jarak perjalanan begitu dan begini." [HR Muslim. Hadith no. 212]

Kemudian disebut bahawa di atas kepala mereka seperti bonggol unta. Bonggol unta ini boleh juga ditakrifkan sebagai rambut wanita yang disanggul naik ke atas kepala menurut tafsiran tradisional. Menurut Imam Nawawi dalam menghuraikan hadis ini, ia bermaksud bahawa mereka meletakkan sesuatu di rambut atau kepala mereka bagi membesarkan bahagian belakang kepala mereka. Ini bermaksud bahawa wujud penambahan hiasan hingga ia terkeluar daripada kebiasaan. Cara perhiasan ini pula digayakan di luar rumah. Maka rambut yang disanggul ke atas dan ditambah dengan alat sanggul hingga bentuknya seperti bonggol unta, maka ia wajib dielakkan.

Tuesday, February 2, 2016

Sahih Abu Daud

Al-Quran
1. Dari Utsman r.a : Nabi saw bersabda, “Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya.” [Hadis 1452]

2. Dari Aisyah r.ha : Nabi saw bersabda, “Orang yang ahli (mahir) dalam Al-Quran akan bersama dengan para malaikat yang mulia lagi benar. Orang yang terbata-bata (merangkak-rangkak) dalam membaca Al-Quran dan dia bersusah payah mempelajarinya, untuknya pahala dua kali lipat.” [Hadis 1454]

3. Dari Uqbah bin Amir : Rasulullah saw pernah keluar menjumpai kami, sedang kami bersama ahlush shuffah. (klik – Maksud Ahlush Shuffah)

Nabi saw bersabda, “Siapakah di antara kalian yang suka pergi ke Buththan ke Aqiq, lalu kembali membawa dua ekor unta yang besar lagi gemuk, bukan dengan cara haram dan bukan dari hasil memutuskan tali silaturahmi?”

Mereka menjawab, “Kami semua suka wahai Rasulullah!”

Nabi saw bersabda, “Seandainya seseorang di antara kalian berpagi-pagi pergi ke masjid setiap hari, lalu mempelajari dua ayat dari kitab Allah SWT (Al-Quran), maka pahalanya lebih baik dari dua ekor unta. Jika belajar tiga ayat, maka pahalanya lebih baik dari tiga ekor unta. Demikianlah, bergantung banyaknya ayat yang dipelajari.” [Hadis 1456]

4. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Alhamdu lillahi rabbil ‘alamiin (Al-Fatihah) adalah induk Al-Quran, induk Al-Kitab dan tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang.” [Hadis 1457]

5. Dari Ubay bin Ka’ab r.a : Nabi saw bersabda,”Hai Abu Mundzir, ayat apakah yang paling agung dari Kitabullah menurut engkau?”.

Ubay menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.”

Nabi saw bersabda, “Hai Abu Mundzir! Ayat apakah yang paling agung dari Kitabullah menurut engkau?”

Ubay menjawab “Allahu Laa ilaaha illa huwal hayyul qayyuum....”(Al-Baqarah [2] : 255).

Ubay berkata, ‘Lalu beliau (Nabi saw) menepuk dadaku seraya bersabda, “Hai Abu Mundzir, semoga ilmu tetap menyayangimu.”’ [Hadis 1460]

6. Dari Abu Said Al-Khudri r.a : Bahwasanya seorang lelaki (Abu Said Al-Khudri) mendengar seorang lelaki (Qatadah bin Nu’man) membaca ‘Qul Huwallaahu ahad’ (Surah Al-Ikhlas), dia mengulang-ulangnya. Ketika pagi hari, dia (Abu Said) pergi mendatangi Nabi saw, lalu menyampaikan kejadian itu kepada beliau dan seolah-olah orang itu menganggap bacaan temannya itu sedikit.

Maka Nabi saw bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya surah Al-Ikhlas itu mengimbangi sepertiga Al-Quran.” [Hadis 1461]

7. Dari Uqbah bin Amir r.a : Ketika aku berjalan bersama Rasulullah saw antara Juhfah dan Abwa’ (Abwa' adalah-sebuah desa yang terletak antara Madinah dan Juhfah, kira- kira sejauh 23 mil di sebelah selatan kota Madinah-klik Juhfah untuk peta satelit), tiba-tiba kami diliputi angin dan cuaca gelap-gelita.

Maka Rasulullah saw memohon perlindungan dengan membaca ‘Qul a’uudzubirobbil falaq’ dan ‘Qul a’uudzubirobbin naas’, dan Rasulullah saw bersabda, “Wahai Uqbah, mohonlah perlindungan kepada Allah dengan kedua surah ini. Tidak seorang pun berlindung kepada Allah dengan doa yang menyerupai keduanya”.

Kata Uqbah, ‘Aku mendengar beliau menjadi imam ketika solat bersama kami dengan membaca kedua surah itu’. [Hadis 1463]

8. Dari Abdullah bin Amr r.a : Nabi saw bersabda, “Akan diucapkan kepada ahli Al-Quran (pada hari kiamat) ‘Bacalah, dan naiklah (ke syurga) serta bacalah (Al-Quran) dengan tartil, sebagaimana kamu membacanya dengan tartil ketika di dunia. Kerana sesungguhnya kedudukanmu adalah di akhir ayat yang engkau baca’”. (HASAN SAHIH) [Hadis 1464]

9. Dari Barra’ bin Azib r.a : Nabi saw bersabda, “Hiasilah Al-Quran dengan suaramu”. [Hadis 1468]

Doa
10. Dari Nu’man bin Basyir : Nabi saw bersabda, “Doa itu ibadah. Tuhanmu telah berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, nescaya akan Kuperkenankan bagimu.’” (Surah Al-Mukmin : 40) [Hadis 1479]

11. Dari Fadhalah bin Ubaid : Rasulullah saw pernah mendengar seorang lelaki sedang berdoa dalam solatnya, dia tidak memuliakan Allah dan tidak membaca selawat atas Nabi saw. Maka Rasulullah saw bersabda, “Orang ini tergesa-gesa.” Lalu Nabi saw memanggilnya dan dan bersabda kepadanya dan juga kepada lainnya.

(Sabda Nabi saw) : “Apabila salah seorang di antara kalian mengerjakan solat, hendaklah memulainya dengan mengagungkan Tuhannya dan menyanjung-Nya. Setelah itu bacalah selawat atas Nabi saw, kemudian berdoa setelah itu sesuai dengan doa yang dikehendakinya.” [Hadis 1481]

12. Dari Aisyah r.ha : Nabi saw menyukai kalimat doa yang jami’ (mencakup segalanya) dan meninggalkan kalimat yang selain itu.” [Hadis 1482]

13. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Janganlah seseorang dari kamu mengucapkan, ‘Allahummaghfir lii in syi’ta, Allahhummarhamnii in syita (Wahai Allah, ampunilah aku jika Engkau kehendaki. Wahai Allah, sayangilah aku jika Engkau kehendaki)’. Hendaklah berdoa dengan hati yang teguh, kerana tak seorang pun yang dapat memaksa Allah.” [Hadis 1483]

14. Dari Abu Hurairah r.a :Nabi saw bersabda, “Akan dikabulkan (doa) seseorang dari kamu selama dia tidak tergesa-gesa, iaitu berkata, ‘Aku telah berdoa, tapi belum juga dikabulkan bagiku.” [Hadis 1484]


15. Dari Malik bin Yasar As-Sakuni Al Aufi : Nabi saw bersabda, “Apabiila kalian memohon kepada Allah, mohonlah dengan perut telapak tanganmu, dan janganlah memohon kepada-Nya dengan punggung (bahagian luar) telapak tangannya.” (HASAN SAHIH) [Hadis 1486]

16. Dari Anas r.a : Bahawasanya dia pernah duduk bersama Rasulullah saw dan seorang lelaki yang sedang solat, kemudian berdoa (Terjemahannya : Wahai Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, segala puji hanya milik Engkau, tidak ada Tuhan selain Engkau. Yang Pemurah, Yang menciptakan langit dan bumi, wahai Dzat yang mempunyai keagungan dan kemuliaan, wahai Dzat yang yang hidup lagi mengurusi semua makhluk).

Lalu Nabi saw bersabda, “Sungguh dia telah berdoa kepada Allah dengan nama-Nya yang agung, yang apabila diseru dengan nama itu, pasti Dia mengabulkannya, dan apabila diminta dengan nama itu, pasti Dia memberinya.” [Hadis 1495]

17. Dari Asma binti Abu Bakar r.a : Nabi saw bersabda, “Nama Allah yang agung terdapat dalam dua ayat, iaitu ‘Wa ilaahukum ilaahu(n) waahid. Laa ilaaha ilaa huwarrahmaanurrahim’. (Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa. Tiada Tuhan selain Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang)(Surah Al-Baqarah [2] : 163).

Dan juga pada pembukaan surah Ali Imraan, ‘Alif laam miim. Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum.’ (Alif laam miim. Dialah Allah, tidak ada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup lagi Mengurus segala makhluk).” (Hasan) [Hadis 1496]

18. Dari Ibnu Abbas r.a : Ia berkata, Rasulullah saw pernah keluar dari rumah Juwairiyah. Nama Juwairiyah adalah Burrah, lalu diubahnya. Beliau saw keluar, sedang Juwairiyah masih tetap di tempat solatnya. Lalu Nabi saw kembali, namun dia masih tetap di tempat solatnya.

Setelah itu Nabi saw bersabda, “Kamu masih saja di tempat solatmu ini?” Jawabnya. “Ya.” Nabi saw bersabda, “Aku telah berkata kepada orang-orang selain kamu empat kalimat. Nabi saw mengucapkannya tiga kali.

Kalau tiga kalimat itu ditimbang dengan apa yang kamu ucapkan tadi, pasti memadainya, iaitu ‘Subhaanallaahi wabihamdih, ‘adada khalqih, wa ridhaa nafsih, wa zinata ‘arsyih, wa midaada kalimaatih.’ (Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, sebanyak bilangan makhluk-Nya, kesukaan diri-Nya, timbangan arasy-Nya dan sebanyak kalimat-Nya).” [Hadis 1503] (Juga Diriwayatkan oleh Muslim)

19. Dari Aisyah r.ha : Bahawa Nabi saw setelah salam (selesai solat), Nabi saw mengucapkan ‘Allaahumma antassalaam, wa mingkassalaam, tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikraam.’ (Wahai Allah, Engkaulah keselamatan, daripada-Mu kesejahteraan dan Maha Besar kebaikan-Mu, wahai Allah yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan). Abu Daud berkata, ‘Sufyan mendengar dari Amr bin Murrah.” Kata mereka, “(Ia mendengar) lapan belas hadis.” [Hadis 1512]

20. Dari Tsauban, pelayan Nabi saw : Bahawasanya Nabi saw apabila hendak selesai dari solatnya, Beliau saw membaca istighfar tiga kali, lalu mengucapkan “Allaahumma...” Dia menyebutkan maksud hadis Aisyah r.ha (seperti hadis no.19). [Hadis 1513]

Doa Ketika Takut Kepada Sesuatu Kaum
21. Dari Abu Musa Al-Asy’ari : Nabi saw apabila takut kepada sesuatu kaum, beliau mengucapkan , ‘Allahuma innaa naj’ aluka fii nuhuurihim wa na’udzu bika min syururihim .” (Wahai Allah, sesungguhnya aku menjadikan Engkau untuk menolak mereka (bermaksud : menyerahkan sepenuh hati kepada Allah yang Maha Agung) dan kami memohon perlindungan dengan Engkau dari kejahatan mereka) [0365]

Doa Mohon Perlindungan
22. Dari Ibn Umar r.a : Di antara doa Rasullas saw adalah, ‘Allahumma inni a’udzu bika min zawaali ni’matika wa tahwiili ‘aafiyatika wa fujaa-ati naqmatika, wajami’i sukhthik.” (Wahai Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya nikmat-Mu, pindahnya kesejahteraan-Mu, datangnya murka-Mu dengan tiba-tiba dan semua murka-Mu) [1545]

23. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw mengucapkan Allahumma inni a’udzu bika minal arba’, min ‘ilmi(n) (l)la yanfa’, wamin qalbi(n) (l)laa yakhsya’, wa min nafsi(n) (l)laa tasyba’, wamin du’aai(n) (l)laa yusma’. (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari empat perkara. Iaitu : (1) Dari ilmu yang tidak bermanfaat, (2) dari hati yang tidak khusyu’, (3) dari jiwa yang tidak kenyang dan (4) dari doa yang tidak dimakbulkan. [1548]

Sedekah
24. Dari Abdullah bin Umar r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang memohon perlindungan dengan nama Allah, maka lindungilah orang tersebut dan barangsiapa yang meminta dengan nama Allah, maka berilah. Barangsiapa yang mengundangmu, maka penuhilah undangannya.

Barangsiapa yang berbuat baik kepadamu, maka balaslah kebaikan itu, dan jika kamu tidak dapat membalasnya, maka doakan orang tersebut sampai kamu merasa bahawa kamu telah membalasnya.” [1672]

25. Dari Abu Hurairah r.a : Sesungguhnya ia berkata, ‘Wahai Rasulullah saw, apakah sedekah yang paling utama?’ Nabi saw bersabda, “Orang miskin yang berusaha keras, dan mulailah dengan bersedekah kepada keluargamu.” [1677]

26. Dari Sa’ad bin Ubadah r.a : Sesungguhnya ia telah berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibunya Sa’ad telah wafat, maka sedekah apa yang paling utama untuknya? Nabi saw bersabda, “Air.” Sa’ad berkata, ‘Maka aku membuat sumur yang aku niatkan pahalanya untuk ibuku.’ [1681]

Silaturrahim
27. Dari Anas bin Malik r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturrahim.” [1693]

28. Dari Jubair bin Muth’im r.a : Telah sampai kepadanya hadis Nabi saw berbunyi, “Tidak akan masuk syurga orang yang memutuskan silaturrahim.” [1696]

29. Dari Abdullah bin Amr r.a : Rasulullah saw telah bersabda, “Bukanlah orang yang membalas dengan baik kebaikan orang lain yang disebut sebagai orang yang menyambung tali silaturrahim, tetapi dia adalah orang yang menyambung kembali hubungan yang terputus.” [1697]

30. Dari Aisyah r.ha : Sesungguhnya ia telah menyebutkan jumlah orang-orang miskin, yang lain mengatakan, ‘Ia menyebutkan beberapa sedekahnya,’ kemudian Nabi saw bersabda kepadanya, “Berikanlah dan janganlah kamu menghitung-hitungnya, kalau kamu menghitung-hitungnya, (takut dan enggan mengeluarkan sedekah) sehingga Allah mempersempit rezeki-Nya kepadamu.” [1700]

Kewajipan Haji
31. Dari Ibnu ‘Abbas r.a : Al-Aqra’ bin Habis bertanya kepada Rasulullah saw, dia berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah haji di wajibkan setiap tahun atau hanya sekali (dalam seumur hidup)?’. Rasulullah saw menjawab, “Ya, hanya sekali dan siapa yang menambahkan, maka itu sunah.” [1721]

Ziarah Kubur
32. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kamu menjadikan rumahmu sebagai kuburan, dan janganlah kamu menjadikan kuburan ku sebagai hari raya, dan berselawatlah kepada ku, kerana sesungguhnya selawat mu (itu) sampai kepada ku dimanapun kamu berada.” [2042]

Nikah
33. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Wanita dinikahi kerana empat perkara; kerana hartanya, kerana keturunannya, kerana kecantikannya dan kerana agamanya. Pilihlah kerana agamanya, maka engkau akan beruntung dan bahagia.” [2047]

34. Dari Jabir bin Abdullah r.a, ia berkata : Rasulullah saw telah berkata kepada ku, “Apakah engkau sudah bernikah?” Aku menjawab, ‘Ya, sudah.’ Kemudian Nabi saw bertanya lagi, “Dengan gadis atau dengan janda?” Aku menjawab, ‘Dengan seorang janda.’ Nabi saw berkata kembali, “Kenapa tidak dengan gadis? Sehingga engkau dapat bermesraan dengannya, dan ia dapat bermesraan dengan mu.” [2048]

35. Dari Ma’qil bin Yasar, ia berkata : Telah datang seorang lelaki kepada Nabi Muhammad saw, kemudian lelaki tersebut berkata kepada Nabi saw, ‘Saya telah bertemu dengan seorang wanita yang cantik dan bernasab baik, akan tetapi wanita tersebut tidak dapat melahirkan (mandul), apakah (boleh) saya menikahinya?’

Nabi saw menjawab, “Jangan.” Kemudian lelaki tersebut datang lagi untuk kedua kalinya, dan Nabi saw juga melarangnya. Kemudian lelaki tersebut datang lagi untuk yang ketiga kalinya, dan Nabi saw menjawab, “Nikahilah wanita yang banyak anak kerana aku akan bangga dengan banyaknya umat ku.” (Hasan Sahih) [2050]

36. Dari Ali bin Abu Thalib r.a : Rasulullah saw bersabda, “Allah SWT telah melaknat muhallil dan muhallal lahu.” [2076]

Muhallil bermaksud : Orang yang menikahi wanita yang ditalak tiga supaya suaminya yang pertama dapat menikahi kembali.

Muhallal lahu bermaksud : Orang yang mentalak isterinya dengan talak tiga dan ingin menikahinya kembali.

37. Dari Ibnu Umar r.a : Rasulullah saw telah bersabda, “Janganlah seseorang kamu meminang seorang wanita yang telah dipinang saudaranya (dipinang oleh orang lain) dan jangan pula seorang dari kamu menawar barang dagangan yang telah di tawar oleh saudara kamu, kecuali dengan izin dari peminang atau penawar yang pertama.” [2081]

38. Dari Ibnu ‘Abbas r.a : Sesungguhnya seorang wanita datang kepada Nabi saw, kemudian ia menceritakan kepada Nabi saw bahawa ayahnya telah menikahkannya (tanpa kerelaan), dan dia tidak menyukai perkahwinannya. Maka Nabi saw pun memberikan wanita tersebut hak untuk memilih. [2096]

39. Dari Ibnu Mas’ud r.a : Rasulullah saw bersabda, “Janganlah seseorang wanita melihat wanita lain, kemudian menceritakan kepada suaminya seakan-akan ia (suaminya) melihatnya (wanita tersebut).” [2150]

40. Dari Muawiyah Al-Qusyairi r.a : Aku mendatangi Rasulullah saw, aku berkata, ‘Nasihat apa yang akan engkau katakana (yang harus kami lakukan) terhadap isteri-isteri kami?’ Rasulullah saw menjawab, “Berilah mereka makan dari apa-apa yang kalian makan, dan berilah mereka pakaian dari apa yang kalian pakai. Janganlah kalian memukul mereka dan jangan pula menjelikkan (memburuk-burukkan) mereka.” [2144]

Menahan Pandangan
41. Dari Jarir r.a : Saya bertanya kepada Rasululullah saw tentang pandangan yang tidak disengaja. Kemudian Rasulullah saw menjawab, “Alihkanlah pandangan mu.” [2148]

Talak
42. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Ada tiga perkara yang apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh dan bergurau maka akan menjadi sungguh-sungguh, iaitu : nikah, talak dan ruju’.” Hasan [2194]

Khulu’ (Permintaan Cerai Dari Isteri)
43. Dari Tsauban r.a : Rasulullah saw bersabda, “Wanita mana saja yang meminta talak kepada suaminya dengan tanpa ada alasan yang dibenarkan, maka ia terhalang dari bau syurga.” [2226]

Puasa
44. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadhan adalah puasa bulan Muharram dan sebaik-baik solat setelah solat fardhu adalah solat malam (tahajjud).” [2429]

45. Dari Abu Ayyub r.a : Nabi saw bersabda, “Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan yang kemudian diikuti dengan (puasa) enam hari penuh bulan Syawal, maka seakan-akan ia puasa satu tahun penuh.” [2433]

46. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tidak boleh bagi isteri untuk berpuasa sedangkan suaminya sedang bersamanya kecuali mendapatkan izin darinya iaitu selain puasa Ramadhan. Tidak boleh pula memperkenankan orang lain (masuk) ke rumah suaminya ketika suaminya sedang bersamanya kecuali mendapat izin suaminya.” [2458]

Penjelasan : Sedangkan ketika suami berada dalam rumah tidak boleh membenarkan orang lain masuk kecuali izin suami, apalagi jika suaminya tiada di rumah.

Jihad
47. Dari Amir, dari Abdullah bin Amru r.a : Rasulullah saw bersabda, “Seorang muslim adalah orang yang muslim lainnya selamat dari ucapannya dan perilakunya. Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan semua larangan Allah kepadanya.” [2481]

48. Dari Imran bin Husain r.a: Rasulullah saw bersabda, “Sekelompok dari umat ku akan senantiasa berjuang membela kebenaran dan akan mengalahkan orang yang memusuhi mereka sehingga orang terakhir dari mereka nanti akan memerangi Dajjal.” [2484]

49. Dari Ummu Haram binti Milhan r.ha : Nabi saw bersabda, “Perut yang (mual sehingga) muntah pada waktu di laut (mabuk laut), baginya pahala orang syahid. Sedangkan bagi orang yang tenggelam (lemas) baginya pahala dua orang syahid.” (HASAN) [2493]

Penjelasan : Mabuk laut ketika berada di laut itu tentunya bukan berlayar untuk bermaksiat. Wallahu’alam.

50. Dari Anas bin Malik r.a : Rasulullah saw bersabda, “Perangilah orang-orang musyrik dengan harta, jiwa dan lisan kalian.” [2504]

51. Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa membekali pasukan di jalan Allah maka ia (dianggap) telah berperang. Barangsiapa mengurus keluarga dari orang yang berperang dengan baik maka ia (juga dianggap) telah berperang.” [2509]

Tambahan Hadis Nombor 51 : Dalam riwayat yang lain dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a dari Nabi saw : “Maka baginya separuh dari pahala orang yang keluar (untuk berperang)." [2510]

52. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Sesuatu yang paling buruk dalam diri seseorang adalah (sifat) bakhil yang diikuti dengan rasa takut yang berlebihan.” [2511]

Binatang
53. Dari Sahal bin Hanzhaliyah r.a, ia berkata : Rasulullah saw pernah melalui seekor unta yang punggungnya bertemu dengan perutnya (kerana kelaparan atau kurus), kemudian beliau (SAW) bersabda, “Takutlah kalian kepada Allah atas binatang yang bisu ini. Kenderailah ia dengan cara yang baik dan berilah ia makan dengan cara yang baik pula.” [2548] – (Nota : Rujuk hadis 2549 – Rujukan penulis sahaja)

54. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Ketika seorang lelaki berjalan di sebuah jalan, tiba-tiba ia merasa sangat haus lalu ia terjumpa sebuah sumur dan ia pun turun menuju sumur tersebuat kemudian minum.

Setelah itu ia keluar dan pergi namun tiba-tiba seekor anjing menjulurkan lidahnya sambil menjilat-jilat tanah kerana sangat haus. Orang itu pun berkata, ‘Anjing itu pasti sangat haus sama seperti yang aku alami tadi.’

Orang itu kemudian turun lagi ke dalam sumur lalu mengisi air ke dalam sepatu, kemudian membawanya ke atas dengan cara menggigitnya. Setelah itu dia meminumkannya kepada anjing itu. Allah pun membalas kebaikan orang itu dan mengampuninya.

Para sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah saw, apakah kita mendapat pahala kalau kita berbuat baik kepada binatang?’

Rasulullah (SAW) menjawab, “(menyayangi) setiap makhluk yang bernyawa ada pahalanya.” [2550]

55. Dari Jabir r.a, ia berkata : Suatu ketika ada seekor himar atau keldai yang dicap mukanya lalu di hadapan Nabi saw, beliau (SAW) bersabda, “Tidakkah aku telah sampaikan kepada kalian bahawa aku melaknat orang yang mengecap haiwan ternaknya di mukanya atau memukulnya di wajahnya.” Beliau (SAW) lalu melarang hal tersebut (mengecap dan memukul di wajah binatang). [2564]

Perjalanan
56. Dari Anas r.a : Rasulullah saw bersabda, “Hendaklah bepergian (melakukan perjalanan jauh) pada malam hari kerana bumi dilipat pada malam hari (maksudnya jarak terasa dekat).” [2571]

57. Dari Jabir r.a : Rasulullah saw bersabda, “Jangan kalian lepaskan ternak kalian ketika matahari terbenam hingga hilang kegelapan malam kerana sesungguhnya syaitan akan berbuat kerosakan ketika matahari terbenam hingga hilangnya kegelapan malam.” [2604]

58. Dari Ka’ab bin Malik r.a, ia berkata : Jarang sekali Rasulullah saw keluar untuk perjalanan kecuali pada hari Khamis. [2605]

59. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Apabila ada tiga orang yang melakukan perjalanan, maka hendaklah salah satu dari mereka menjadi pemimpin perjalanan.” HASAN SAHIH [2609]

60. Dari Ibnu Abbas r.a : Rasulullah saw bersabda, “Teman yang paling baik adalah berjumlah empat orang, pasukan yang baik adalah empat ratus personel, dan (jumlah) tentera yang baik adalah sebanyak empat ribu tentera, dan jumlah tentera dua belas ribu orang tidak dapat dikalahkan.” [2611]

Sahih Tirmidzi

Fizikal Rasulullah saw
1. Rasulullah saw memiliki perawakan yang sedang, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Tubuh beliau menarik. (Riwayat Tirmidzi, Bukhari, Muslim dan Ahmad)

2. Dari Anas ibnu Malik r.a : Rasulullah saw memiliki perawakan yang sedang, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Tubuh beliau menarik. Rambut beliau tidak terlalu kerinting dan tidak pula lurus tergerai. Warna kulit beliau berwarna coklat. Ketika berjalan, tubuh beliau saw tegap. (Riwayat Tirmidzi, Bukhari, Muslim dan Ahmad)

3. Al-Bara' ibnu Azib r.a : Saya belum pernah melihat seseorang yang hujung rambutnya menyentuh bahagian bawah telinganya serta mengenakan baju berwarna merah yang lebih gagah daripada Rasulullah saw. Rambut beliau saw separas bahu, tubuh di antara kedua bahunya lebar, dan postur beliau saw sederhana (tidak pendek dan tidak tinggi)."

Tanda Kenabian Rasulullah saw
4. Dari Jabir bin Samurah r.a : Saya melihat tanda kenabian di antara kedua bahu Rasulullah saw; iaitu daging berwarna merah sebesar telur burung merpati. (Riwayat Tirmidzi, Muslim dan Ahmad)

Rambut Rasulullah saw
5. Dari Anas ibnu Malik r.a : Panjang rambut Rasulullah saw sampai setengah telinga beliau saw. (Riwayat Tirmidzi, Muslim, Abu Dawud, Nasa'i dan Ahmad)

6. Abdullah ibnu Mughaffal : Rasulullah saw melarang kami untuk merapikan rambut dengan berlebihan, kecuali hanya sesekali. (Riwayat Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa'i dan Ahmad)

7. Dari Ibnu Abbas r.a : Abu Bakar r.a berkata kepada Rasulullah saw, "Wahai Rasulullah saw, anda telah beruban." Rasulullah saw bersabda, "Yang membuatku beruban adalah Surah Hud, Al-Waqiah, Al-Mursalat,An-Naba' dan At Takwir." (Riwayat Tirmidzi, Ibnu Sa'd dan Hakim)

8. Dari Qatadah : Saya bertanya kepada Anas bin Malik r.a, "Apakah Rasulullah saw mewarnai rambutnya? Beliau menjawab, "Rasulullah saw tidak pernah melakukannya, meski pada kedua pelipisnya terdapat uban. Tetapi Abu Bakar r.a pernah mewarnai rambutnya dengan inai dan al-katm." (Riwayat Tirmidzi, Bukhari, Muslim, Nasa'i, Ahmad dan Abu Dawud)

9. Dari Jabir bin Samurah : Jika Rasulullah saw memakai minyak rambut, uban beliau tidak terlihat. Tapi, ketika beliau sedang tidak memakai minyak rambut, nampaklah uban beliau. (Riwayat Tirmidzi, Muslim, Nasa'i dan Ahmad)

10. Utsman bin Mauhab : Abu Hurairah r.a pernah ditanya "Apakah Rasulullah saw mewarnai rambutnya?" Abu Hurairah r.a, mengiyakannya. (Riwayat Tirmidzi)

Bercelak
11. Dari Ibnu Abbas r.a : Rasulullah saw memiliki sebuah bekas celak yang beliau saw gunakan untuk bercelak setiap malam, sebanyak tiga kali di sini (mata kanan) dan sebanyak tiga kali di sini (mata kiri). (Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Hakim)

12. Dari Ibnu Abbas r.a : Rasulullah saw bersabda, "Alat celak yang paling baik bagi kalian adalah batu celak (al-itsmid) kerana hal itu dapat memperjelas penglihatan dan menumbuhkan bulu (mata)." (Riwayat Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Nasa'i dan Ahmad)

Sandal/Selipar/Kasut
13. Dari Abu Hurairah r.a : Salah seorang dari kalian tidak boleh berjalan dengan menggunakan satu sandal (bukan sepasang). Hendaklah ia menggunakan atau melepaskan keduanya. (Riwayat Tirmidzi, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Malik dan Ibnu Majah)

14. Dari Abu Hurairah r.a : Apabila salah seorang dari kalian menggunakan sandal, hendaklah ia memulai dari kaki kanan, dan ketika ia melepaskannya, hendaklah ia memulai dari kaki kiri. Jadikan kaki kanan sebagai kaki pertama ketika menggunakan sandal dan kaki terakhir ketika melepaskannya. (Riwayat Tirmidzi, Bukhari, Abu Dawud, Ahmad dan Humaidi)

Cincin
15. Dari Ibnu Umar : Rasulullah saw membuat cincin dari perak. Beliau saw memfungsikan cincin itu sebagai stempel (cop), bukan untuk digunakan. (Riwayat Tirmidzi dan Ahmad)

16. Dari Anas bin Malik : Ketika Rasulullah saw hendak mengirim surat kepada Raja Persia, Raja Romawi dan Raja Najasyi, beliau saw mendapatkan maklumat bahawa mereka tidak akan menerima surat yang tidak berstempel. Maka Rasulullah saw membuat cincin yang lingkarannya terbuat dari perak dan bertuliskan 'Muhammad Rasul Allah'. (Riwayat Tirmidzi dan Muslim)

17. Dari Ali bin Abi Thalib : Rasulullah saw mengenakan cincin di jari tangan kanan beliau saw. (Riwayat Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa'i dan Ibnu Hibban)

Serban
18. Amr bin harits r.a : Sungguh, Rasulullah saw pernah berkhutbah di hadapan orang-orang dengan menggunakan serban hitam di kepala beliau. (Riwayat Tirmidzi, Muslim, Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah dan Ahmad)

19. Ibnu Umar r.a : Ketika Rasulullah saw mengenakan serban, beliau saw menjulurkan serban itu di antara kedua bahu beliau. (Riwayat Tirmidzi dan Abu Syaikh)

Pakaian
20. Dari Abu Burdah : Aisyah r.anha menunjukkan sehelai pakaian yang kasar dan sebuah sarung yang tebal kepada kami, kemudian ia berkata, "Rasulullah saw wafat ketika mengenakan pakaian ini. (Riwayat Tirmidzi, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad dan Abu Syaikh)

Cara Berjalan
21. Dari Ali bin Abi Thalib : Apabila Rasulullah saw berjalan, tubuh beliau tegap, seperti sedang menuruni tanah yang landai. (Riwayat Tirmidzi dan Hakim)
 
Makanan
22. Dari Umar bin Khathab r.a : Rasulullah saw bersabda, "Makanlah minyak zaitun dan manfaatkanlah sebagai minyak. Sungguh, minyak zaitun berasal dari tumbuhan yang diberkati." (Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim)

23. Dari Aisyah r.anha : Rasulullah saw menyukai manis-manisan dan madu. (Riwayat Tirmidzi, Bukhari, Muslim Abu Dawud dan Ibnu Majah)

24. Dari Abdullah bin Harits r.a : Kami memakan daging bakar bersama Rasulullah saw di dalam masjid. (Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)

25. Dari Aisyah r.anha : Minuman yang paling disukai oleh Rasulullah saw adalah minuman yang manis dan dingin. (Riwayat Tirmidzi, Ahmad, Hakim dan Abu Syaikh)

Cara minum
26. Dari Ibnu Abbas r.a : Rasulullah pernah meminum air zam-zam dengan berdiri (Riwayat Tirmidzi, Bukhari, Muslim, Nasa'i, Ibnu Majah dan Ahmad)

27. Dari Abdullah ibnu Amr ibnu Ash r.a : Saya terkadang melihat Rasulullah saw minum dalam keadaan berdiri dan kadangkala dalam keadaan duduk. (Riwayat Tirmidzi dan Ahmad)

28. Dari Barra' ibnu Zaid ibnu Ibnati Anas ibnu Malik : Suatu ketika Rasulullah saw bertamu ke rumah Ummu Sulaim. Di sana ada qirbah (bekas air daripada kulit) yang sedang digantung. Beliau saw minum dari mulut qirbah itu dalam keadaan berdiri, kemudian Ummu Sulaim mengambil dan melepaskan qirbah itu (dari gantungan). (Riwayat Tirmidzi, Ahmad dan Darami)

Wangian
29. Dari Ibnu Umar r.a : Rasulullah saw bersabda, "Ada tiga pemberian yang tidak boleh ditolak, iaitu bantal, minyak wangi dan susu." ((Riwayat Tirmidzi, Abu Syaikh dan Baghawi) - Hadis Hasan

30. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, "Wewangian bagi lelaki adalah wangian yang keras, aromanya (bau) keras dan warnanya tidak nampak. Sedangkan wangian bagi perempuan adalah wangian yang warnanya nampak dan aromanya tidak menyengat (hidung)." (Riwayat Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa'i dan Ahmad)


Berbicara
31. Dari Anas ibnu Malik r.a : Rasulullah saw mengulangi perkataannya sebanyak tiga kali agar mudah difahami (oleh pendengarnya). (Riwayat Tirmidzi dan Hakim)


Bergurau
32. Dari Anas bin Malik r.a : Rasulullah saw pernah memanggilnya, "Wahai orang yang memiliki dua telinga!" (Riwayat Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad) - Maksud hadis - Rasulullah bergurau begitu kerana Anas r.a pendengar yang baik.


Tidur
33. Dari Bara' bin Azib r.a : Ketika hendak tidur Rasulullah saw selalu meletakkan tangan kanan di bawah pipi kanan beliau dan berdoa 'Rabbi qiniy adzaabaka yama tab'a-tsu 'ibaadaka (Ya Rabb, lindungilah aku dari azab-Mu pada hari ketika engkau membangkitkan hamba-hambaMu |dari kubur|) (Riwayat Tirmidzi, Ahmad dan Nasa'i)

34. Dari Hudzaifah r.a : Setiap hendak tidur Rasulullah saw selalu berdoa (Ya Allah, dengan namaMu aku mati dan hidup). Dan setiap kali bangun tidur, beliau berdoa (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah sebelumnya mematikan kami dan kepadaNyalah (kami) dibangkitkan). (Riwayat Tirmidzi, Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Majah dan Nasa'i)

Hadis No.1 hingga ke No.34 Dinukil dari Kitab Syamail Muhammad S.A.W - Imam Al-Tirmidzi, Hadis Berikutnya dari;

Kitab Sahih Sunan Tirmidzi

Jilid 2

Jual Beli
1. Dari Jabir bin Abdullah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan jual-beli khamar (arak), bangkai, babi dan patung.”

Ada orang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat mu dengan lemak bangkai, sebab biasanya digunakan untuk mengecat kapal, meminyaki kulit dan bahan untuk menyalakan lampu?’

Rasulullah saw menjawab, “Tidak boleh. Ia juga haram.” Kemudian Nabi saw bersabda lagi, “Semoga Allah membinasakan orang-orang Yahudi! Sesungguhnya Allah telah mengharamkan lemak atas mereka, namun mereka melebur atau mencairkannya (hingga tidak dikenal bahawa itu adalah lemak (namanya juga diubah) ), kemudian mereka jual dan mereka makan hasil penjualannya.” [1297]

2. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kalian melakukan Najsy.” [1304]

Keterangan Hadis : An-Najsy dalam jual-beli bermaksud kesepakatan penjual dengan seseorang dalam menipu pembeli yang lain dalam tawar menawar sesuatu harga barang. Ia bertujuan agar pembeli itu menawar harga yang lebih tinggi.

Imam Asy-Syafi’i berkata; Perbuatan tersebut adalah berdosa, tetapi jual-beli itu sah.

Mengambil Kembali Pemberian
2. Dari Ibnu ‘Abbas r.a : Rasulullah saw bersabda, “Kami tidak memiliki contoh yang buruk; (Iaitu) orang yang mengambil kembali pemberiannya seperti anjing menjilat muntahnya sendiri.” [1298]

Riwayat lain dari Ibnu Umar r.a : Nabi saw bersabda, “Tidak halal bagi seseorang memberi suatu pemberian lalu ia mengambilnya kembali, kecuali orang tua (ibu bapa), dia boleh mengambil kembali apa yang telah diberikan kepada anaknya.

Hutang
4. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang memberi tempoh (kelonggaran waktu) pembayaran hutang kepada orang yang kesulitan atau membebaskannya, maka Allah akan menempatkannya di bawah naungan Arasy-Nya pada hari Kiamat nanti, (iaitu) hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.” [1306]

Perkongsian Tanah
5. Jabir bin Abdullah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang mempunyai hak kerana berkongsi pada sebidang kebun, maka dia tidak boleh menjual bahagiannya hingga dia menawarkannya terlebih dahulu kepada pemegang hak pengongsinya yang lain.” [1312]

Harga Barang Naik
6. Dari Anas r.a, ia berkata : Pada masa Rasulullah saw, harga bahan-bahan pokok naik, maka para sahabat berkata kepada Rasulullah saw, ‘Wahai Rasulullah, tetapkanlah harga barang untuk kami.’

Rasulullah saw menjawab, “Sesungguhnya hanya Allah yang berhak menetapkan harga, Maha Menyempitkan, Maha Melapangkan dan Maha Pemberi Rezeki, dan aku berharap, ketika aku berjumpa dengan Tuhan ku, tidak ada seseorang pun dari kalian yang menuntut (kepada) ku kerana sesuatu tindakan zalim baik yang menyangkut darah mahupun harta.” (Hasan Sahih) [1314]

Perdamaian Antara Manusia
7. Dari Katsir bin Abdullah bin Amr bin Auf Al-Muzani menceritakan dari bapanya, dari datuknya : Rasulullah saw bersabda, “Perdamaian antara kaum muslimin adalah boleh, KECUALI perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. Kaum muslimin harus melaksanakan syarat yang mereka tetapkan, kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.” [1352]

Menanam Tanaman
8. Dari Anas r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seorang muslim menanam sebuah pohon atau menanam sebuah tanaman lalu pohon atau tanaman itu dimakan oleh manusia, burung atau binatang, kecuali hal itu menjadi pahala sedekah untuknya.” [1382]

Diyat (Tebusan)
9. Dari Amr bin Syuaib dari bapanya, dari datuknya : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka putusannya diserahkan kepada wali yang terbunuh. Jika mahu mereka boleh membunuhnya (dengan cara qisas) dan jika mahu mereka juga boleh meminta diyat, iaitu tiga puluh unta hiqqah (unta yang berusia empat tahun), tiga puluh unta jadza’ah (unta yang berusia lima tahun) dan empat puluh kholifah (unta yang sudah bunting). Kalaupun ada kesepakatan damai, maka hal itu terserah pada mereka.” Hadis Hasan. [1387]

Hanya TIGA perkara yang MEMBOLEHKAN Menumpahkan Darah Seorang Muslim
10. Dari Abdullah bin Mas’ud r.a : Rasulullah saw pernah bersabda, “Tidak halal menumpahkan darah seorang Muslim yang bersaksi tidak ada sesembahan selain Allah dan aku (Nabi saw) adalah utusan Allah KECUALI kerana salah satu dari tiga perkara;
(a). Penzina yang sudah bernikah (rejam),
(b). Kerana membunuh jiwa (qisas),
(c). dan orang yang meninggalkan agama (murtad) dan keluar dari jemaah kaum Muslimin.” [1402]

Larangan Membunuh Orang Bukan Islam
11. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Ketahuilah, barangsiapa yang membunuh kafir yang terikat perjanjian damai dengan kaum Muslimin yang memiliki jaminan Allah dan jaminan Rasul-Nya, maka sesungguhnya orang tersebut telah telah merosak jaminan Allah.

Kerana itu, ia (orang yang membunuh) tidak akan dapat mencium aroma syurga, padahal aroma syurga itu tercium dari jarak perjalanan tujuh puluh tahun.” [1403]

12. Dari Sa’id bin Zaid bin Amr bin Nufail r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang terbunuh kerana membela (mempertahankan) hartanya, maka ia adalah syahid; dan barangsiapa yang mengambil tanah walaupun hanya sejengkal nescaya tujuh lapis bumi akan dikalungkan kepadanya pada hari kiamat nanti.” [1418]

13. Dari Sa’id bin Zaid r.a : Rasulullah saw bersabda :
(1). “Barangsiapa yang terbunuh kerana mempertahankan hartanya, maka ia adalah syahid,
(2). Barangsiapa yang terbunuh kerana mempertahankan agamanya, maka ia adalah syahid,
(3). Barangsiapa yang terbunuh kerana membela darahnya (dirinya), maka ia adalah syahid dan;
(4) Barangsiapa yang terbunuh kerana membela keluarganya, maka ia adalah syahid.” [1421]

Menutup Aib Orang Muslim
14. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin dari kesusahan-kesusahan dunia, maka Allah akan melepaskan kesusahannya dari kesusahan-kesusahan akhirat,

Dan barangsiapa yang menutupi (aib) orang Muslim, maka Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan di akhirat. Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut mahu menolong saudaranya (sesama Islam).” [1425]

Larangan Memakan Daging Binatang yang Bertaring dan Cakar
15. Dari Abu Tsa’labah Al-Khusyani r.a, berkata : Rasulullah saw melarang (makan daging) binatang yang mempunyai taring dari jenis binatang buas. [1477]

16. Dari Jabir r.a, ia berkata : Rasulullah saw mengharamkan (memakan) – ketika Perang Khaibar – keldai (jinak), daging baghal, segala binatang buas yang mempunyai taring dan burung yang mempunyai cakar. [1478]

17. Dari Abu Hurairah r.a : Sesungguhnya Rasulullah saw telah mengharamkan segala binatang buas yang mempunyai taring. [1479]

Nazar
18. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kalian bernazar, kerana sesungguhnya nazar itu sama sekali tidak boleh mengubah atau menolak takdir. Nazar itu hanya berfungsi mengeluarkan harta dari orang yang bakhil.” [1538]

Perjalanan Hidup Rasulullah SAW
19. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Aku telah diutamakan atas para Nabi (yang lain) dengan enam perkara;
1. Aku diberi Jawami’ al-Kalim (Hikmah atau kebijaksanaan dalam mengeluarkan perkataan yang singkat, tetapi mencakupi makna yang luas),
2. Aku ditolong dengan memberikan rasa takut dalam diri musuh,
3. Harta rampasan perang dihalalkan untuk ku,
4. Tanah dijadikan sebagai masjid dan alat bersuci untuk ku, dan
(5). Aku diutus kepada seluruh makhluk dan (6) para Nabi ditutup oleh diri ku.” [1553]

20. Dari Al-Harits bin Malik r.a, ia berkata : Aku mendengar Nabi saw bersabda pada hari penaklukan kota Makkah, “Tidak akan diperangi (kota) ini setelah hari (ini) sampai hari kiamat kelak.” [1611]

21. Dari Anas r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada Adwa (penyakit yang berjangkit tanpa kehendak Allah), tidak ada Thiyarah (nasib sial) dan aku menyukai Fa’l.”
Para sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, apakah fa’l itu?’ Rasulullah saw menjawab, “Perkataan yang baik.” [1615]

Jihad
22. Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata : Ditanyakan kepada Rasulullah (saw), ‘Ya Rasulullah, apa yang dapat menyamai (pahala) Jihad? Rasulullah saw menjawab, “Sesungguhnya kalian tidak akan mampu melakukannya.”

Para sahabat mengulangi pertanyaan itu dua atau tiga kali. (Namun untuk) masing-masing pertanyaan Beliau (saw) bersabda, “Sesungguhnya kalian tidak akan mampu melakukannya.”

Rasulullah saw kemudian bersabda pada kali yang ketiga, “Perumpamaan orang yang berjihad di jalan Allah adalah seperti orang yang beribadah (pada malam hari) dan berpuasa (di siang hari) tanpa merasa penat melaksanakan solat atau puasa sampai orang yang berjihad itu kembali.” [1619]

23. Dari Anas r.a : Rasulullah saw bersabda, (Allah berfirman) : “Orang yang berjihad di jalan Allah itu menjadi tanggungjawab-Ku. Jika Aku mencabut nyawanya, maka aku akan mewariskan syurga kepadanya. Jika Aku mengembalikannya, maka Aku akan mengembalikannya dengan membawa pahala atau ghanimah (harta rampasan perang).” [1620]

24. Dari Fadhalah bin Ubaid r.a : Rasulullah saw bersabda, “Setiap orang yang meninggal dunia itu ditanda sesuai dengan amal perbuatannya, kecuali orang yang meninggal dalam keadaan menjaga (dari serangan musuh) di jalan Allah. Sesungguhnya amal perbuatannya akan dikembangkan untuknya sampai hari kiamat dan ia akan diselamatkan dari fitnah (siksa) kubur.” [1621]

Keutamaan Puasa
25. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkannya dari neraka selama perjalanan tujuh puluh tahun.” [1622]

Keutamaan Infak
26. Dari Khuraim bin Fatik r.a (ada riwayat lain dari Abu Hurairah r.a) : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang menginfakkan suatu nafkah di jalan Allah, akan ditulis untuknya (pahala) tujuh ratus kali ganda.” [1625]

Kelebihan ‘Mata’
27. Dari Ibnu Abbas r.a : Rasulullah saw bersabda, “Dua mata yang tidak akan tersentuh oleh (api) neraka;

(a). Mata yang menangis kerana takut kepada Allah dan

(b). Mata yang tidak terpejam kerana berjaga-jaga di jalan Allah (orang yang menjaga di perbatasan).” [1639]

Berdoa Mati Syahid
28. Dari Abdurrahman bin Syuraih r.a (ada riwayat lain dari Mu’adz bin Jabal r.a) : Nabi saw bersabda, “Barangsiapa yang meminta mati syahid kepada Allah dari dalam hatinya secara jujur, maka Allah akan menyampaikannya ke darjat orang-orang yang mati syahid, walaupun ia meninggal dia atas tempat tidurnya.” [1653]

Pahala Orang Mati Syahid
29. Dari Anas bin Malik r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tidak (ada) seorang hamba (pun) dari penduduk syurga yang ingin kembali ke dunia kecuali orang mati syahid. Sesungguhnya ia ingin kembali ke dunia. Ia berkata ‘Supaya aku dapat dibunuh sepuluh kali (lagi) di jalan Allah’. Ini kerana ia telah melihat kemuliaan yang diberikan kepadanya (atas sebab syahidnya dia ketika di dunia).” [1661]

30. Dari Al-Miqdam bin Ma’di Karib r.a : Rasulullah saw bersabda, “Bagi orang yang mati syahid itu (di sisi Allah) ada enam (balasan atau ganjaran):

(a). Akan diampuni baginya (dosa-dosa) sejak pertama kali percikan darah(nya keluar),

(b). Ia akan melihat tempatnya di syurga,
(c). Ia akan diselamatkan dari siksa kubur dan kedahsyatan besar (pada hari kiamat),

(d). Akan diletakkan di atas kepalanya mahkota kewibawaan, satu yakut (permata) pada mahkota tersebut lebih baik dari dunia dan apa yang ada di dalamnya,

(e). Ia akan dikahwinkan dengan tujuh puluh dua isteri yang berupa (dari jenis) bidadari, dan

(f). Ia akan diterima syafaatnya untuk tujuh puluh orang keluarganya.” [1663]


Sahih Nasa'i

Thaharah
1. Dari Anas bin Malik r.a : Nabi saw telah menentukan waktu bagi kita dalam masalah memotong kumis, memotong kuku, mencukur bulu kemaluan dan mencabut bulu ketiak, iaitu; kamu tidak membiarkannya lebih dari empat puluh hari. Pada kesempatan lain Rasulullah saw bersabda, "Empat puluh malam." [Hadis 0014]

2. Dari Abu Qatadah : Rasulullah saw bersabda, "Apabila salah seorang dari kalian buang air kecil, maka jangan menyentuh kemaluannya dengan tangan kanannya." [Hadis 0024]

Wudhu’
3. Dari Umar bin Khathab r.a : Nabi saw bersabda, “Barangsiapa berwudhu’ kemudian memperbaiki wudhu’nya lalu berdoa, ‘Aku bersaksi bahawa tiada Dzat yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahawa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya’ maka akan dibukakan baginya lapan pintu syurga, dan dia masuk dari pintu mana sahaja yang dia kehendaki.” [Hadis 0109]

Batal Wudhu’
4. Dari Abdullah bin Zaid : Diadukan kepada Nabi saw tentang seorang lelaki yang mendapati sesuatu ketika bersolat. Nabi saw bersabda, “Jangan keluar (dari solat) hingga ia mencium bau atau mendengar bunyi (kentut).” [Hadis 0115]

Mengingati Mati
5. Dari Anas : Nabi saw bersabda, “Janganlah kalian berdoa untuk mati dan janganlah kalian mengharapkannya. Barangsiapa yang harus berdoa (untuk mati), hendaklah dia berdoa, ‘Ya Allah, hidupkanlah aku selama kehidupan lebih baik bagiku dan wafatkanlah aku selama kematian lebih baik bagiku’.” [Hadis 1821]

6. Dari Abu Hurairah : Nabi saw bersabda, “Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, iaitu kematian.” [Hadis 1823]

Saat Ruh Seorang Mukmin Keluar
7. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Apabila seseorang mukmin telah didekati ajalnya, para malaikat rahmat datang menemuinya dengan membawa sutera putih. Mereka berkata, ‘Keluarlah kamu (roh) dengan redha dan diredhai menuju rahmat Allah, bau harum dan Rabb yang tidak murka’. Lalu ia keluar seperti bau misik yang paling harum, hingga sebahagian mereka berebut dengan sebahagian yang lain untuk mendapatkannya hingga mereka membawanya sampai di pintu langit.

Lalu mereka (penduduk langit) berkata, ‘Alangkah harumnya bau yang kalian bawa ini dari bumi!’ Lalu mereka datang dengannyamenemui roh-roh kaum mukminin. Mereka lebih gembira dengan (kedatangannya) daripada seorang daripada kalian yang didatangi orang yang tidak pernah kelihatan.

Lalu mereka bertanya kepadanya, ‘Apa yang telah dilakukan oleh oleh si fulan? Apa yang telah dilakukan oleh si fulan?’ Mereka berkata, ‘Biarkanlah dia kerana dahulu dia berada dalam kesusahan dunia.’

Jika dia bertanya, ‘Tidakkah ia datang menemui kalian?’ Mereka menjawab, ‘Dia dibawa ke tempat asalnya yang dalam (neraka Hawiyah)’.

Dan, sungguh seorang yang kafir jika telah didekati ajalnya, para malaikat azab datang dengan membawa kain kasar. Mereka berkata, ‘Keluarlah kamu dengan murka dan dimurkai menuju siksa Allah-Azza wa Jalla-‘. Lalu ia keluar seperti bau bangkai yang paling busuk, hingga mereka membawanya sampai di pintu bumi. Lalu mereka berkata, ‘Alangkah busuknya bau ini!’ Hingga mereka membawanya menemui roh orang-orang kafir.” [Hadis 1832]

Larangan Mencaci Orang yang Telah Meninggal Dunia
8. Dari Aisyah : Nabi saw bersabda, “Janganlah kalian mencaci orang-orang yang telah meninggal dunia, kerana mereka telah sampai kepada apa yang telah mereka lakukan (pembalasan amal).” [Hadis 1935]

9. Dari Anas bin Malik : Nabi saw bersabda, “Tiga perkara yang akan menyertai mayit; Keluarga,Harta dan Amal Perbuatannya, lalu yang dua kembali iaitu keluarga dan hartanya dan satu yang tetap bersamanya, iaitu; Amal Perbuatannya.” [Hadis 1936]

Pertanyaan Dalam Kubur
10. Dari Anas bin Malik : Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba jika telah diletakkan di dalam kuburannya dan para sahabat telah berpaling, ia benar-benar mendengar bunyi terompah mereka.” Nabi saw bersabda lagi, “Lalu dua malaikat mendatanginya, keduanya (malaikat) mendudukkan orang tersebut lalu bertanya kepadanya, ‘Apa yang kamu katakana pada orang ini (yakni Nabi saw)?

Adapun orang mukmin, maka ia menjawab, ‘Aku bersaksi bahawa ia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya’, lalu dikatakan kepada orang tersebut, ‘Lihatlah tempat tinggal mu di neraka, sungguh Allah telah menggantikannya dengan tempat tinggal di syurga’.” Nabi saw bersabda, “Maka ia melihat kedua-duanya.” [Hadis 2049]

Penambahan : (Nabi saw bersabda, “Adapun orang kafir dan munafik, maka dikatakan kepadanya, ‘Apa yang kamu katakan tentang orang ini?’ Maka ia akan menjawab, ‘Aku tidak tahu. Dahulu aku mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh banyak orang’. Lalu dikatakan kepadanya, ‘Engkau tidak tahu dan engkau tidak membaca’. Kemudian ia dipukul dengan sekali pukulan di bahagian antara kedua telinganya, lalu ia menjerit dengan jeritan yang dapat didengar oleh makhluk lain selain jin dan manusia.”) [Hadis Muttafaq alaih juga Nasa’i [Hadis 2050] dengan rujukan hadis di atas]

Siksa Kubur
11. Dari Ibnu Umar : Nabi saw bersabda, “Inilah orang yang kerananya arsy bergerak, pintu-pintu langit dibuka dan tujuh puluh ribu malaikat menyaksikannya. Sungguh ia telah di himpit dengan sekali himpitan kemudian dilepaskan.” [Hadis 2054]

12. Dari Al Barra’ : ‘Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat’ (Surah Ibrahim [14] : 27)

Dia berkata, ‘Ayat ini turun menerangkan tentang siksa kubur’. [Hadis 2055]

Bulan Ramadhan
13. Dari Abdullah bin Abbas : Rasulullah saw adalah manusia paling dermawan dan beliau akan tampak lebih dermawan pada bulan Ramadhan; ketika Jibril menemuinya. Jibril menemuinya setiap malam pada bulan Ramadhan dan mengajarkan Al-Quran.

Ibnu Abbas berkata : Rasulullah saw ketika ditemui Jibril a.s lebih dermawan dalam hal kebaikan daripada angin yang berhenbus. [Hadis 2094]

14. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, “Jika masuk bulan Ramadhan, pintu-pintu syurga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup dan syaitan-syaitan dibelenggu.” [Hadis 2096]

15. Dari Anas : Rasulullah saw bersabda, “Makan sahurlah kalian, kerana sesungguhnya dalam sahur itu terdapat berkah.” [2145]

16. Dari Amru bin al-Ash : Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya perbezaan antara puasa kita dan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” [2165]

Keutamaan Orang Berpuasa
17. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, “Semua amal perbuatan anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa, ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh aroma mulut orang berpuasa lebih harum disisi Allah pada hari kiamat dari aroma minyak kasturi.” [2217]

18. Dari Sahl bin Sa’d : Rasulullah saw bersabda, “ Bagi orang-orang yang berpuasa ada sebuah pintu di syurga yang dinamakan Ar-Rayyan, tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut selain mereka. Jika orang terakhir dari mereka telah masuk, pintu itu ditutup, orang yang masuk melalui pintu itu pasti minum dan orang yang telah minum tidak akan dahaga selamanya.” [2235]

19. Dari Abu Hurairah : Nabi saw bersabda, “Barangsiapa berpuasa sehari di jalan Allah, maka Allah Azza wa Jalla akan menjauhkan wajahnya dari api neraka selama tujuh puluh tahun.” [2245]

Sedekah
20. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, “Sebaik-baik sedekah ialah yang diambil dari sisa keperluan sendiri dan mulailah (memberi sedekah) orang yang menjadi tanggunganmu.” [2543]

21. Dari Abu Mas’ud : Nabi saw bersabda, “Jika seseorang memberikan nafkah kepada keluarganya dan ia mengharapkan pahalanya, hal itu adalah sedekah baginya.” [2544]

22. Dari Asma’ binti Abu Bakar : Nabi saw bersabda, “Janganlah kamu menghitung-hitungnya (sedekah), maka Allah Azza wa Jalla akan menghitung-hitung atas dirimu.” [2549]

23. Dari Asma’ binti Abu bakar : Ia mendatangi Nabi saw lalu bertanya, ‘Wahai Nabi Allah! Aku tidak memiliki sesuatu pun kecuali apa yang Az-Zubair berikan kepadaku, lalu apakah aku berdosa jika memberikan sebahagian dari apa yang ia berikan kepadaku?’ Maka Nabi saw bersabda, “Berikanlah semampumu dan jangan bakhil, maka Allah Azza wa Jalla akan bakhil atas dirimu.” [2550]

24. Dari Adi bin Hatim : Nabi saw bersabda, “Takutlah kalian terhadap api neraka, meskipun dengan (menyedekahkan) separuh biji kurma.” [2551]

Sembunyi dan Terang-terangan Dalam Bersedekah
25. Dari Uqbah bin Amir : Rasulullah saw bersabda, “Orang yang mengeraskan (menguatkan) bacaan Al-Quran seperti orang yang terang-terangan dalam bersedekah dan orang yang membaca Al-Quran dengan lirih (perlahan) seperti orang yang sembunyi-sembunyi dalam bersedekah.” [2560]

26. Dari Abu Dzar : Nabi saw bersabda, “Tiga golongan yang Allah Azza wa Jalla tidak akan berbicara dengan mereka pada hari kiamat, tidak melihat mereka serta tidak menyucikan mereka, dan bagi mereka (tiga golongan itu) siksa yang pedih.” Lalu Nabi saw membacanya. Abu Dzar berkata, ‘Mereka gagal mendapat pahala dan merugi (sangat rugi) kerana mendapat azab, mereka gagal dan merugi (dalam kerugian).’

Nabi saw bersabda, “Orang yang menjulurkan kainnya sampai di bawah mata kakinya, orang yang menawarkan barang dagangannya dengan sumpah palsu dan orang yang menyebut-nyebut pemberiannya.” [2562]

Orang yang Meminta Atas Nama Allah Azza wa Jalla
27. Dari Ibnu Umar : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang meminta perlindungan dengan nama Allah, maka berilah ia perlindungan; barangsiapa yang meminta kepada kalian atas nama Allah, maka berilah ia; barangsiapa yang meminta jaminan atas nama Allah maka berilah ia jaminan;

Dan barangsiapa yang melakukan kebaikan untuk kalian, maka balaslah ia. Jika kalian tidak mendapatkan, maka berdoalah untuknya, hingga kalian mengetahui bahawa kalian telah membalasnya.” [2566]

Orang Fakir yang Sombong
28. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, “Tiga golongan yang Allah Azza wa Jalla tidak akan berbicara dengan mereka pada hari kiamat; (1) orang tua yang berzina (2) orang fakir yang sombong dan (3) imam yang pendusta.” [2574]

Meminta-minta
29. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, “Sungguh salah seorang di antara kalian mengikat satu ikat kayu bakar, dibawa di atas punggungnya lalu menjualnya, itu lebih baik dari meminta-minta kepada seseorang; baik orang itu member atau menolaknya.” [2583]

30. Dari Ibnu Umar : Rasulullah saw bersabda, “Seseorang selalu meminta-minta, hingga pada hari kiamat kelak tidak sepotong daging pun ada pada wajahnya.” [2584]

31. Dari Abu Sa’id Al-Khudri : Sekelompok orang meminta-minta pada Nabi saw, lalu beliau memberikan kepada mereka. Kemudian mereka meminta-minta lagi, maka beliau memberikan kepada mereka, hingga ketika apa yang beliau (Nabi saw) telah habis.

Nabi saw bersabda, “Aku tidak memiliki harta lagi dan jika aku punya (ada harta) tidak akan ku simpan dari kalian (pasti diberikan kepada peminta). Barangsiapa menjauhkan diri dari (meminta-minta), nescaya Allah Azza wa Jalla akan menjauhkan dirinya dari semua yang tidak halal; dan barangsiapa bersabar, nescaya Allah akan memenuhi segala keperluannya.

Tidaklah seseorang diberikan suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas dari kesabaran.” [2587]

Jihad
32. Dari Anas r.a : Nabi saw bersabda, “Perangilah kaum musyrikin dengan harta, tangan dan lisan kalian.” [3096]

33. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Barangsiapa yang mati sedangkan ia belum pernah berjihad dan tidak mempunyai keinginan untuk berjihad, maka ia mati dalam satu cabang kemunafikan.” [3097]

34. Dari Abdullah bin Amr r.a, ia berkata : Ada seorang lelaki yang datang kepada Rasulullah saw minta izin kepada beliau untuk berjihad, maka beliau (saw) bersabda, “Apakah kedua orang tua mu masih hidup?” Ia menjawab, ‘Ya.’ Rasulullah (saw) bersabda, “Kalau begitu, berjihadlah pada keduanya.” [3103]

35. Dari Muawiyah bin Jahimah As-Sulami, (katanya) : Bahawasanya Jahimah datang kepada Nabi saw dan bertanya, ‘Wahai Rasululullah, aku ingin berperang dan aku datang untuk meminta pendapat engkau?’ Rasulullah saw bertanya, “Apakah engkau masih memiliki ibu?” Ia menjawab, ‘Ya.’ Maka Beliau (saw) bersabda, “Maka tetaplah bersamanya, kerana sesungguhnya syurga itu di bawah kedua kakinya.” [3104]

36.Dari Abu Musa Al-Asy’ari r.a : Ada seorang Aran Badwi datang kepada Rasulullah saw dan berkata, ‘Ada seseorang yang berperang untuk dipuji, seseorang berperang untuk mendapatkan harta rampasan perang dan seseorang berperang agar kedudukannya dilihat. Siapakah (diantara mereka) di jalan Allah?

Nabi saw menjawab, “Barangsiapa yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah, maka ia berada di jalan Allah.” [3136]

37. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Orang yang mati syahid tidak mengalami sakitnya terbunuh, melainkan seperti salah seorang dari kalian merasakan cubitan.” [3161]

38. Dari Sahl bin Hunaif r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang memohon mati syahid kepada Allah –Azza wa Jalla- dengan benar (ikhlas dan sepenuh hati), maka Allah akan menyampaikannya pada kedudukan para syuhada, meskipun ia mati di atas tempat tidurnya.” [3162]

39. Dari Uqbah bi Amir r.a : Rasulullah saw bersabda, “Lima keadaan yang barangsiapa diwafatkan dalam keadaan salah satu di antaranya, maka ia syahid;

(1). Orang yang terbunuh di jalan Allah adalah syahid,
(2). Orang yang tenggelam di jalan Allah adalah syahid,
(3). Orang yang mati kerana sakit perut di jalan Allah adalah syahid,
(4). Orang yang mati kerana penyakit tha’un (taun) di jalan Allah adalah syahid dan,
(5). Wanita yang mati kerana melahirkan (anak) di jalan Allah adalah syahid.” [3163]

40. Dari Salman Al-Khair r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan ribath (menjaga perbatasan) di jalan Allah sehari semalam, maka baginya seperti pahala puasa dan solat sebulan. Jika mati, maka mengalirlah kepadanya pahala amal yang ia lakukan dan aman dari fitnah, serta dialirkan rezeki kepadanya.” [3168]

Sahih Ibnu Majah

Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW
1. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Apa yang aku perintahkan kepadamu, maka kerjakanlah dan apa yang aku larang bagimu, maka tinggalkanlah." (0001)

2. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa taat kepadaku, bererti dia telah taat kepada Allah SWT; dan barangsiapa menderhakaiku, bererti dia durhaka kepada Allah SWT." (0003)

3. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, "Akan senantiasa ada di kalangan umatku sekelompok (ahli hadis (mengikut terjemahan Imam Ahmad bin Hambal) orang yang tegak (dalam memperjuangkan) perintah Allah S.W.T. Tidak ada membahayakan mereka tindakan orang-orang yang menentangnya.” (0007)

4. Dari Irbadh bin Sariyah : Pada suatu hari, Rasulullah saw berdiri berkhutbah di tengah-tengah kami. Kemudian beliau saw memberikan nasihat yang sangat mengesankan, yang menggetarkan hati dan membuat air mata bercucuran.

Beliau saw ditanya, “Ya Rasulullah saw, engkau menasihati kami dengan nasihat perpisahan, maka berilah kami amanat.”

Rasulullah saw bersabda, “Hendaklah kamu bertakwa kepada Allah SWT, dengan mendengar dan taat, meskipun yang memerintahkan kamu adalah seorang budak dari Habsyah. Kamu akan melihat perselisihan yang sangat dahsyat sesudahku, maka hendaklah kamu berpegang pada Sunnah-ku dan Sunnah-Khulafa ur rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah dengan gigi gerahammu dan jauhilah perkara-perkara baru, sesungguhnya setiap bid’ah (perkara baru dalam agama) adalah sesat.” (0040)

Iman
5. Dari Abdullah bin Umar : Suatu hari Nabi saw mendengar seorang lelaki memberi nasihat kepada saudaranya tentang sifat malu, lalu Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya malu itu cabang dari iman.” (0049)

6. Dari Abdullah : Rasulullah saw bersabda, “Mencela seorang muslim itu perbuatan fasik, dan membunuhnya adalah perbuatan kufur.” (0058)

7. Dari Mu’adz bin Jabar r.a : Rasulullah saw bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka rela bersaksi bahawa tidak ada tuhan kecuali Allah dan sesungguhnya aku adalah pesuruh Allah, menegakkan solat dan menunaikan zakat.” (MUTAWATIR (0060))

Takdir
8. Dari Ibnu Ad –Dailami dari, Zaid bin Tsabit r.a : Rasulullah saw bersabda, “Seandainya Allah berkehendak untuk menyiksa hamba-Nya yang berada di langit dan di bumi, nescaya Dia pasti akan menyiksa mereka, sedangkan Dia tidak zalim terhadap mereka.

Seandainya Allah merahmati mereka, sungguh rahmat-Nya itu lebih baik bagi mereka daripada amal-amal kebajikan mereka. Seandainya kamu mempunyai emas sebesar Gunung Uhud, kemudian kamu infakkan di jalan Allah, tidak akan diterima infakmu sehingga kamu beriman kepada takdir sepenuhnya.

Maka perlu kamu ketahui bahawa musibah yang menimpamu tidak akan meleset dari mu dan sesuatu yang mesti terlepas dari mu tidak akan menjadi musibah bagi mu. Jika kamu mati dengan (keyakinan) selain ini, pasti kamu masuk neraka.” (0062)

9. Dari Ibnu Umar : Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada penyakit yang menular (berjangkit), tidak boleh meramal sesuatu dengan burung (sesuatu kejadian dikaitkan dengan binatang), dan tidak ada hammah (kepercayaan jahiliyah).”

Tiba-tiba berdiri seorang laki-laki badwi dan berkata, ‘Wahai Rasulullah! Bagaimana pendapat mu tentang seekor unta yang kudisan (berpenyakit), kemudian menular ke seluruh unta yang ada?’

Beliau saw menjawab, “Itulah takdir. (Kerana) siapakah yang (membuat unta) pertama tadi kudisan (berpenyakit)?” (0070)

Orang yang Mempelopori Perbuatan Baik dan Perbuatan Buruk
10. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menyeru ke jalan petunjuk (kebaikan), maka baginya pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, yang tidak terkurangi sedikitpun dari pahala-pahala amal mereka sama sekali. Barangsiapa menyeru kepada jalan yang menyesatkan, maka baginya dosa semisal (sama) dosa orang-orang yang mengikutinya, yang tidak terkurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka sama sekali.” (0172)

11. Dari Amru bin Auf : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menghidupkan sunnahku, kemudian (sunnahku tersebut) diamalkan oleh orang lain, maka baginya pahala semisal pahala orang yang mengamalkannya tanpa terkurangi sedikitpun dari pahala-pahala mereka. Barangsiapa berbuat bid’ah, kemudian perbuatannya tersebut diikuti oleh orang lain, maka baginya dosadan dosa-dosa orang yang melakukannya tanpa terkurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka.” (0174)

12. Dari Utsman bin Affan r.a : Rasulullah saw bersabda, “Orang yang paling utama di antara kalian adalah orang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya pada orang lain.” (0176)

Keutamaan Ulama dan Anjuran Mencari Ilmu
13. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa dikehendaki Allah SWT menjadi baik, maka Allah SWT akan memahamkannya dalam masalah agama.” (0181)

14. Dari Anas bin Malik r.a : Rasulullah saw bersabda, “Mencari ilmu adalah fardhu bagi setiap orang Islam.” (0184)

Orang Yang Menyampaikan Ilmu
15. Dari Ibnu Umar : Rasulullah saw bersabda, “Hendaklah orang yang menyaksikan di antara kalian menyampaikan kepada orang yang tidak hadir dari kalian.” (0193)

16. Dari Anas bin Malik r.a : Rasulullah saw bersabda, “Semoga Allah SWT mengelokkan rupa seseorang yang mendengar ucapanku, kemudian memeliharanya, lalu menyampaikannya dariku. Mungkin saja orang yang membawa ilmu bukanlah orang yang pandai, dan mungkin juga seseorang akan menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih berilmu darinya.” (0194)

Memanfaatkan dan Mengamalkan Ilmu
17. Dari Abu Hurairah r.a : Termasuk doa Nabi saw iaitu, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, doa yang tidak didengar, hati yang tidak khusyu’ dan nafsu yang tidak pernah kenyang (sangat tamak kepada dunia).” (0204)

18. Dari Jabir bin Abdullah : Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kalian belajar ilmu untuk menyombongkan diri kepada para ulama, untuk menghina orang-orang yang bodoh. Dan janganlah kalian (terlalu) berharap agar menjadi pilihan suatu majlis. Barangsiapa melakukan semua hal itu, maka neraka.. sekali lagi, neraka (adalah tempatnya).”(0208)

Larangan Menahan Buang Air
19. Dari Abu Umamah : Rasulullah saw melarang seseorang untuk mengerjakan solat jika dia sedang menahan kencing atau buang air besar. [0506]

Larangan Keluar Dari Masjid Jika Azan Sedang Dikumandangkan
20. Dari Utsman bin Affan : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa telah mendengar azan di masjid, kemudian dia keluar dan keluarnya tersebut bukan untuk suatu keperluan, (melainkan) dia tidak ingin kembali ke masjid, maka dia itu adalah orang munafik.” [0606]

21. Dari Umar bin Khathab : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa membangun masjid yang di dalamnya disebut nama Allah, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di syurga.” [0607]

Tempat yang Dilarang Mengerjakan Solat
22. Dari Abu Sa’id Al-Khudri : Rasulullah saw bersabda, “Bumi itu seluruhnya adalah masjid, kecuali perkuburan dan bilik mandi (tandas).” [0612]

Tambahan Blog : Walau cantik, bersih dan sebesar mana pun tandas itu, ia tetap dinamakan tandas dan tidak boleh mendirikan solat di situ.

Masjid yang Pertama Kali Dibina
23. Dari Abu Dzar Al-Ghifari : Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, masjid mana yang pertama kali dibangun (dibina)? Rasulullah saw menjawab, “Masjidil Haram.” Abu Dzar berkata, ‘Aku bertanya, kemudian mana lagi?’ Nabi saw menjawab, “Kemudian Masjidil Aqsa.’

Aku (Abu Dzar) bertanya, ‘Berapa jarak antara keduanya?’ Nabi saw menjawab, “Empat puluh tahun. Kemudian bumi itu sebagai tempat solat bagimu, maka solatlah di mana saja kamu mendapatkan waktu solat (apabila solat tiba).” [0616]

Larangan Mengumumkan Barang yang Hilang Dalam Masjid
24. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mendengar seorang mengumumkan sesuatu yang hilang di dalam masjid, maka katakanlah kepadanya; Semoga Allah tidak mengembalikannya kepadamu. Sesungguhnya masjid tidak dibangun untuk maksud ini.” [0628]

Doa Masuk dan Keluar Masjid
25. Dari Fathimah binti Rasulullah saw, ia berkata : Rasulullah saw ketika masuk ke dalam masjid, beliau berdoa, “Dengan nama Allah (Bismillah), semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada Rasulullah (Wassaalamu ‘ala rosulillah). Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah untukku pintu rahmat-Mu (Allahumaghfirli dzunuubii, waftahli abwaaba rohmatik).

Dan apabila keluar dari masjid, beliau berdoa, Dengan nama Allah, semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada Rasulullah. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah untukku pintu kemuliaan-Mu (faudhlik).” [0632]

Berjalan ke Masjid
26. Dari Anas bin Malik : Rasulullah saw bersabda, “Berilah khabar gembira kepada orang-orang yang berjalan di kegelapan untuk pergi ke masjid dengan (balasan) cahaya yang sempurna pada hari kiamat kelak.” [0640]

27. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, “Orang-orang yang jauh dan yang lebih jauh dari masjid, maka pahalanya lebih besar.” [0641]

28. Dari Anas bin Malik, ia berkata : Bani Salimah bermaksud ingin memindahkan rumah mereka dekat masjid. Rasulullah saw tidak menyukai bila pinggiran Madinah menjadi kosong (kerana ditinggalkan oleh mereka); maka Rasulullah saw bersabda, “Wahai Bani Salimah! Tidakkah kalian memperhitungkan pahala langkah kalian (untuk menuju ke masjid)?” Akhirnya mereka pun tetap tinggal di pinggiran Madinah.” [0643]

Orang yang Lebih Berhak Jadi Imam
29. Dari Malik bin Al-Huwairits, ia berkata : Aku dan seorang sahabatku mendatangi Rasulullah saw. Ketika kami ingin pulang, Nabi saw bersabda kepada kami, “Apabila telah tiba waktu solat, maka azanlah dan iqamatlah. Hendaknya yang paling tua dari kalian berdua yang menjadi imam.” [0806]

Solat Sunat Tahiyatul Masjid
30. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian masuk masjid, maka janganlah ia duduk sampai dia melakukan solat dua rakaat.” [0834]

Meninggalkan Solat
31. Dari Jabir bin Abdullah : Rasulullah saw bersabda, “Perbezaan antara hamba Allah dan kekafiran adalah meninggalkan solat.” [0890]

32. Dari Anas bin Malik : Nabi saw bersabda, “Tidak ada perbezaan antara hamba Allah dan kesyirikan kecuali meninggalkan solat. Apabila ia meninggalkan solat, maka ia telah syirik.” [0892]

33. Dari Lubabah bin Abdul Mundzir : Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya hari Jumaat adalah tuan segala hari yang paling agung di sisi Allah dan (juga) hari yang paling agung di sisi Allah dari hari Idul Adha dan Idul Fitri.

Pada hari Jumaat terjadi lima peristiwa. Pada hari tersebut;
[1]. Allah menciptakan Adam,

[2]. Allah mendaratkan (melemparkan) Adam ke dunia serta

[3]. hari diwafatkannya Adam (pada hari Jumaat).

[4]. Terdapat sebuah waktu yang apabila seseorang hamba berdoa (meminta sesuatu), Allah akan memberikannya selama yang diminta bukan sesuatu yang diharamkan.

[5]. (Pada hari tersebut) juga akan terjadi hari kiamat serta tidaklah para malaikat yang dekat langit, bumi, angin, gunung dan lautan kecuali mereka takut kepada hari Jumaat (berlakunya kiamat itu).” (Hasan) [0895]

Hari Jumaat
34. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa berwudhu lalu memperbaiki wudhunya, kemudian mendatangi solat Jumaat, lalu berdekatan dengan imam dan diam serta mendengarkan khutbah, maka Allah mengampuni dosa-dosanya antara Jumaat tersebut dan Jumaat lainnya dan ditambahkan tiga hari. Barangsiapa bermain-main dengan batu kerikil, maka dia telah sia-sia.” [0901]

35. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Apabila tiba hari Jumaat, maka di setiap pintu masjid terdapat para malaikat yang menulis amalan manusia sesuai jarak rumah-rumah mereka. Siapa yang datang lebih awal, maka ditulis di awal. Lalu apabila imam berkhutbah, para malaikat menutup bukunya dan mereka mendengarkan khutbah.

Maka orang yang datang segera (ke masjid) untuk solat, seperti orang yang berkorban seekor unta; kemudian yang datang berikutnya seperti orang yang berkorban seekor sapi; kemudian yang datang berikutnya, ia seperti orang yang berkorban seekor kambing....” sampai Rasulullah saw menyebut seekor ayam dan sebutir telur. [0903]

36. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Apabila kamu berkata kepada teman mu, ‘Diamlah di hari Jumaat, imam sedang berkhutbah!’, maka kamu telah berbuat sia-sia.” [0918]

Penjelasan :
Maksudnya, bersuara dalam mengingatkan orang lain agar diam saat imam sedang berkhutbah pada solat Jumaat, suatu perbuatan sia-sia kerana yang mengingatkan sendiri berkata-kata. Seeloknya para khatib sebelum memulakan khutbah, mengingatkan pada para jemaah akan hal ini.

37. Dari Jabir bin Abdullah r.a : Bahawa seorang lelaki masuk masjid pada hari Jumaat, sementara Rasulullah saw sedang berkhutbah, lalu orang tersebut melangkahi orang banyak; Maka Rasulullah saw bersabda, “Duduklah! Kamu telah menyakiti (orang yang dilangkahi) dan datang terlambat.” [0923]

Penjelasan :
Sekiranya datang terlambat ke masjid hendak solat Jumaat, janganlah menyakiti orang yang berada di saf hadapan kerana berebut saf hadapan yang ganjarannya besar. Sebaliknya datanglah lebih awal ke masjid dan sekiranya terlambat, duduklah di mana tempat yang masih kosong, bukan berebut-rebut.

38. Dari Ibnu Umar r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang mendapatkan satu rakaat dari solat Jumaat atau selain solat Jumaat, maka ia telah mendapatkan solat.” [0929]

39. Dari Jabir bin Abdullah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang meninggalkan solat Jumaat tiga kali tanpa ada kepentingan (darurat) maka Allah akan menutup hatinya.” [0931]

Solat Sunat
40. Dari Ummu Habibah binti Abu Sufyan r.anha : Nabi saw bersabda, “Barangsiapa yang solat sunah dalam satu hari satu malam dua belas rakaat maka akan dibangun untuknya sebuah rumah di syurga.” [1151]

Penjelasan :
Antara solat sunat yang dituntut kita mengerjakannya adalah 2 rakaat sebelum Subuh, 2 rakaat sebelum dan selepas Zohor (terdapat juga riwayat 4 rakaat sebelum zohor dan 2 rakaat sesudahnya), 2 rakaat selepas Maghrib dan 2 rakaat selepas Isyak.

Selain itu, solat tahajjud, solat witir, tahiyatul masjid, solat hari raya semuanya juga termasuk solat sunat yang dituntut. Di antara semua solat sunat yang paling utama adalah solat sunat 2 rakaat sebelum Subuh.

Tidak perlu dibayangkan rumah yang disediakan di syurga tersebut, yang penting kita sudah ‘menempah tiket’ ke syurga.

41. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Apabila telah iqamat (untuk solat fardhu), maka tidak ada solat kecuali solat wajib (fardhu).” [0951]

42. Dari Qais bin Amr r.a, ia berkata : Nabi saw melihat seorang lelaki sedang solat dua rakaat setelah solat Subuh, lalu Rasulullah saw bertanya, “Apakah kamu solat Subuh dua kali?”

Lelaki tersebut berkata, ‘Aku belum melakukan solat dua rakaat sebelum Subuh, maka aku mengerjakannya (menggantikannya) sekarang.’

Berkata Qais bin Amr r.a, “Maka Rasulullah saw pun diam (membenarkan).” [0954]

Penjelasan :
1. Tiada solat sunat selepas Subuh, namun mereka yang tidak sempat mengerjakan solat sunat sebelum Subuh boleh menggantikannya selepas itu.

2. Boleh mengerjakan solat sunat rawatib muakkad itu di masjid atau di rumah.

43. Dari Abu Darda’ r.a : Nabi saw bersabda, “Barangsiapa yang mendatangi tempat tidurnya dan dia berniat ingin bangun serta solat malam, tiba-tiba dia dikalahkan oleh matanya sampai subuh (tidur hingga terbangun waktu subuh), maka telah dicatat niat tersebut baginya (mendapat pahala solat malam itu). Adapun tidurnya merupakan sedekah dari Rabbnya.” [1113]

Tempoh Yang Disunahkan Mengkhatam Al-Quran
44. Dari Abdullah bin Amr r.a, katanya : Aku telah hafal Al-Quran lalu aku membaca seluruhnya dalam semalam, maka Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya aku takut zaman akan melintasi kamu dan kamu bosan, maka bacalah Al-Quran (seluruhnya) dalam waktu sebulan.”

Lalu aku berkata, ‘Biarkanlah aku menikmati kekuatan masa muda ini.’ Beliau bersabda, “Bacalah dalam waktu tujuh hari.” Aku berkata (lagi), ‘Biarkanlah aku menikmati kekuatan dan masa muda ini.’ Maka Rasulullah saw menolak. [1114]

Penjelasan :
Menikmati kekuatan masa muda yang dimaksudkan adalah, ia mampu untuk membaca Al-Quran lebih dari yang dianjurkan Rasulullah saw.

45. Dari Abdullah bin Amr r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tidak akan faham (tidak memahami) orang yang membaca Al-Quran kurang dari tiga hari.” [1115]

Penjelasan :
Orang yang kelam kabut membaca Al-Quran atau tergesa-gesa membacanya tidak akan memahami apa-apa isi Al-Quran, sedangkan Al-Quran itu sebagai cahaya petunjuk.

Bacaan Al-Quran
46. Dari Hudzaifah r.a, (katanya) : Nabi saw bersolat, dan jika beliau membaca ayat tentang rahmat, beliau memohon rahmat. Jika beliau membaca ayat tentang azab, beliau memohon agar dijauhkan. Jika beliau membaca ayat yang menerangkan tentang penyucian sifat-sifat Allah, beliau bertasbih. [1119]

Antara Doa Ketika Solat Malam
47. Dari Asim bin Humaid, ia berkata : Aku bertanya kepada Aisyah, ‘Apa yang dibaca oleh Nabi saw ketika memulai solat malam?’ Aisyah berkata, ‘Sungguh kamu telah bertanya tentang sesuatu yang tidak pernah ditanyakan seseorang pun sebelumnya.

Sesungguhnya Rasulullah saw bertakbir sepuluh kali, bertahmid sepuluh kali, bertasbih sepuluh kali dan beristighfar sepuluh kali. Lalu beliau berdoa, “Allahummaghfirli. Wahdinii, warzuqnii, wa’aafinii (Ya Allah. Ampunilah aku; dan berilah kepadaku petunjuk; berilah aku rezeki dan lindungilah aku)”.

Beliau memohon perlindungan dari kesempitan pada hari kiamat.’ HASAN SAHIH [1123]

48. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Rabb kita yang Maha Suci dan Maha Tinggi (Tabaraka wa Ta’ala) akan turun sepertiga malam yang akhir di setiap malam kemudian Dia berfirman,

‘Barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan. Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku kabulkan. Barangsiapa yang yang memohon ampunan kepada-Ku maka Aku akan ampuni, sampai menjelang datangnya (terbitnya waktu) fajar.’ [1132]

49. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian bangun malam, lalu berasa susah (kerana mengantuk) untuk membaca Al-Quran (dalam riwayat lain, ‘bersolat’) pada lisannya dan dia tidak tahu apa yang dikatakannya, maka berbaringlah (tidurlah dahulu kerana dalam keadaan mengantuk kadangkala kita tidak sedar apa yang kita ucapkan).” [1138]

Solat
50. Dari Utsman r.a : Rasulullah saw bersabda, “Bagaimana pendapat mu andaikata di halaman depan rumah salah seorang di antara kalian ada sebuah sungai mengalir? Dia mandi di situ setiap lima kali sehari, maka tidakkah akan tersisa di tubuhnya kotoran?

Dia (seseorang) berkata, ‘Tidak akan ada sedikit pun yang tersisa (kotoran di badannya).’

Kemudian, beliau (SAW) bersabda, “Sesungguhnya solat itu menghapus dosa sebagaimana air menghapus kotoran.” [1154]

51. Dari Abu Qatadah bin Rib’i r.a : Rasulullah saw bersabda, “Allah SWT berfirman, ‘Aku telah mewajibkan atas umatmu lima (kali) waktu solat dan Aku telah membuat janji di sisi-Ku bahawa barangsiapa yang memelihara lima waktu ini maka dia akan Aku masukkan ke dalam syurga dan barangsiapa yang tidak menjaganya, maka tiada ada baginya janji-Ku.” Hasan [1160]

Keutamaan Solat
52. Dari Abu Hurairah r.a : Solat di masjidku ini lebih utama dari di masjid lainnya, kecuali Masjidil Haram.” [1161]

53. Dari Al-Mughirah r.a, dia berkata : “Rasulullah saw bersolat hingga sampai kedua kaku beliau bengkak. Lalu ditanya, ‘Wahai Rasulullah, engkau telah diampuni oleh Allah atas dosa-dosamu yang terdahulu dan yang akan datang (mengapa masih begini?).
Beliau (saw) menjawab, “Apakah tidak boleh aku menjadi hamba Allah yang bersyukur (kerana hal itu)? [1174]

Menziarah Orang Sakit
54. Dari Ali r.a, dia berkata : Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang menziarahi saudaranya sesama Muslim yang sedang sakit, bererti (seolah-olah) ia berjalan di kebun syurga sampai ia duduk.

Jika ia telah duduk maka ia akan diliputi dengan rahmat, apabila ia (menziarahinya) pada waktu pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat akan mendoakannya hingga petang hari.

Jika ia (menziarahinya) pada waktu petang hari maka tujuh puluh ribu malaikat akan mendoakannya hingga pagi hari.” [1191]

55. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menziarahi orang sakit maka akan ada yang berseru kepadanya dari langit, ‘Kamu telah berbuat kebaikan dan perjalanmu (dalam menziarahi) juga baik dan kamu menempati (disediakan) sebuah rumah di syurga.” HASAN [1192]

56. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Talqinlah (bimbinglah) orang yang sedang sakaratul maut antara kalian dengan kalimat laa ‘illaha illallah’ (Tiada tuhan selain Allah).” [1193]

57. Dari Buraidah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Orang mukmin meninggal dengan mengeluarkan keringat di keningnya.” [1197]

58. Dari Syadad bin Aus r.a : Rasulullah saw bersabda, “Jika kalian mendatangi orang yang telah meninggal dunia, maka pejamkanlah matanya (kerana) sesungguhnya mata mengikuti roh (saat dicabut) dan ucapkanlah hal-hal yang baik, sesungguhnya malaikat mengamini apa yang diucapkan oleh penghuni rumah.” HASAN [1199]